RI dan 5 Negara Segitiga Terumbu Karang Lainnya Rumuskan Target Konservasi 2025

ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/aww.
Warga berenang di atas terumbu karang di objek wisata Taman Laut Olele di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Kamis (7/12/2023).
6/12/2024, 10.54 WIB

Enam Negara Segitiga Terumbu Karang bekumpul bersama untuk merumuskan target konservasi 2025 di Dili, Timor Leste. Negara tersebut adalah Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Philipina, dan Timor Leste.

Segitiga Terumbu Karang adalah kawasan laut yang membentang di Asia Tenggara dan Pasifik dengan luas sekitar 6 juta kilometer persegi. Kawasan ini memiliki keanekaragaman hayati laut yang tinggi, dengan 76% dari semua spesies karang dunia dan 37% dari total ikan terumbu karang dunia. 

Pertemuan ke-19 Pejabat Senior Inisiatif Segitiga Karang untuk Terumbu Karang, Perikanan, dan Ketahanan Pangan (CTI-CFF) di Dili Timor Leste pada pekan ini menghasilkan beberapa target konservasi untuk tahun 2025.

Ketua Komite Pejabat Senior, Direktur Jenderal Perikanan, Akuakultur, dan Sumber Daya Perairan Timor-Leste, Celestino da Cunha Barreto, mengatakan target tersebut dirancang untuk menangani penangkapan ikan berlebihan, perubahan iklim, dan polusi yang mengancam ekosistem laut serta mata pencaharian 130 juta penduduk pesisir.

Wilayah ini menyediakan lebih dari 20% makanan laut dunia dan menopang perekonomian di kawasan Asia Pasifik. Namun, kekuatan ekologis itu menghadapi tekanan yang semakin besar, termasuk pemutihan karang akibat iklim, perusakan habitat, dan penangkapan ikan ilegal.

Celestino mengajak komunitas internasional untuk bergabung melindungi wilayah segitiga karang yang merupakan jantung keanekaragaman hayati laut dan pilar ketahanan pangan global.

"Lautan kita menopang jutaan mata pencaharian, ini adalah tanggung jawab bersama secara global," ujar Celestino dalam keterangan tertulis, Jumat (6/12).

Celestino mengatakan pertemuan mencakup peningkatan kolaborasi dalam pengelolaan wilayah berskala besar, perlindungan habitat ekologis penting, serta pengurangan dampak manusia terhadap ekosistem laut. Prioritas utama 2025 mencakup peningkatan kolaborasi di bentang laut Sulu-Sulawesi, Bismarck-Solomon, dan Lesser Sunda, dengan fokus pada spesies migrasi dan penelitian.

Direktur Eksekutif Sekretariat Regional CTI-CFF, Frank Keith Griffin, negara-negara Segitiga Karang juga menegaskan kepemimpinan mereka dalam mencapai target global 30x30, yang bertujuan melindungi 30% lautan dunia pada tahun 2030.

“Komitmen kami pada 30x30 tidak hanya mencerminkan tanggung jawab regional tetapi juga keharusan global. Segitiga Karang adalah harta bagi seluruh umat manusia, dan ini menuntut tindakan kolaboratif yang berani,” ujar Frank.

Untuk itu, upaya akan diperluas untuk meningkatkan efektivitas Kawasan Konservasi Laut (MPA) di Segitiga Karang, mendukung jaringan pengelola, dan berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 14 Kehidupan Bawah Air.

Dalam perhelatan tahun ini juga terjadi kesepakatan kemitraan strategis dengan Coral Triangle Center (CTC), WWF Coral Triangle Program, dan Universidade Nacional Timor Lorosa’e. Kesepakatan ini bertujuan untuk memperkuat pengelolaan MPA dan pendekatan bentang laut melalui inisiatif peningkatan kapasitas dan pertukaran pengetahuan regional.

Reporter: Djati Waluyo