KLH Ungkap 10 Titik Kontaminasi Cesium-137 di Kawasan Industri Modern Cikande

ANTARA FOTO/Angga Budhiyanto/foc.
Petugas Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) menunjukkan lokasi ditemukannya paparan radioaktif Cesium-137 di salah satu tempat pengumpulan besi bekas di Kawasan Industri Modern Cikande, Kabupaten Serang, Banten, Jumat (22/8/2025).
1/10/2025, 13.20 WIB

Pemerintah telah menetapkan status kejadian khusus terkait paparan radiasi Cesium 137 di Kawasan Industri Modern Cikande, pada Selasa (30/9). Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menyatakan, pemetaan serius akan terus dilakukan.

“Kemudian masih dilakukan pemetaan serius, lebih detail. Pertama ada enam titik, sekarang menjadi sepuluh titik (kontaminasi Cesium-137),” kata Hanif, saat ditemui di Jakarta, Rabu (1/10).

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), sebanyak dua titik telah didekontaminasi. Delapan titik lainnya akan didekontaminasi setelah inventarisasi detail selesai dilakukan. Hal ini diperlukan untuk memastikan parameter penanganan yang presisi dan efektif.

Proses dekontaminasi secara keseluruhan, diperkirakan membutuhkan waktu hingga beberapa bulan ke depan. Meskipun begitu, Hanif menyatakan situasi terkini sudah terkendali.

Dengan penetapan status kejadian khusus, pemerintah melakukan sejumlah langkah penyesuaian.  Barang yang keluar masuk kawasan industri akan dikontrol, melalui alat detektor radiasi. Hanif juga menyatakan, pemerintah sedang menyiapkan Radiation Portal Monitoring yang direncanakan mulai beroperasi hari ini.

Upaya Pengamanan di Lokasi

Satgas Penanganan Cesium-137 telah memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait bahaya radiasi Cesium-137. “Di tempat-tempat itu sudah kami pasang plang, dengan tanda peringatan yang tinggi,” kata Hanif.

Kementerian Kesehatan juga memantau intensif terhadap warga sekitar kawasan. Individu yang terkontaminasi lebih tinggi, akan menjalani pemeriksaan lanjutan Whole Body Counter. Tujuannya, memastikan kondisi tubuh benar-benar aman. 

Sementara itu, barang-barang yang sudah terkontaminasi dikumpulkan di gudang PT Peter Metal Technology (PMT), sumber paparan radiasi.

Bersamaan dengan itu, penyimpanan sementara berstandar International Atomic Energy Agency (IAEA), akan segera dibangun. “Kita harapkan dalam satu sampai dua bulan harus segera terbangun,” kata Hanif.

Selain penyimpanan sementara, penyimpanan jangka panjang untuk Cesium-137 juga akan disiapkan, menunggu arahan Kementerian Koordinator Pangan. Ini dibutuhkan, mengingat waktu paruh Cesium-137 mencapai kurang lebih 30 tahun.

Bermula dari Temuan di Udang Beku

Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat menyampaikan temuan material radioaktif Cesium-137 di produk udang hasil impor dari Indonesia. Produk-produk tersebut pun ditarik dari sejumlah supermarket di AS.

Merespons temuan tersebut, tim gabungan yang terdiri dari Kementerian Lingkungan Hidup, Bareskrim dan Gegana Polri, BRIN, serta Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) segera melakukan investigasi. 

Hasil investigasi menunjukkan, produk udang dari PT Bahari Makmur Sejati terpengaruh aktivitas peleburan logam stainless steel di PT Peter Metal Technology. Keduanya berada di kawasan industri yang sama.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Ajeng Dwita Ayuningtyas