Badan PBB Beri Dukungan untuk Wilayah Asia yang Terdampak Bencana Iklim

Katadata/Wahyu Dwi Jayanto
Warga melihat kondisi rumahnya yang rusak akibat diterjang banjir bandang dan tanah longsor di Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Minggu (7/12/2025).
Penulis: Hari Widowati
12/12/2025, 13.02 WIB

Badan PBB OCHA meningkatkan dukungannya untuk membantu masyarakat di seluruh Asia Selatan dan Asia Tenggara yang baru-baru ini dilanda hujan lebat yang dahsyat akibat perubahan iklim.

Sejak 17 November, curah hujan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan peristiwa siklon yang tidak biasa di Asia telah mengacaukan kehidupan lebih dari 10 juta orang. Banjir besar pada akhir musim telah memengaruhi setidaknya 30 juta orang dan menewaskan ribuan orang.

Pakistan (6,9 juta orang), Thailand (4 juta), Indonesia (3,2 juta), Thailand, Filipina (2,4 juta), Vietnam (2 juta), Sri Lanka (1,6 juta) dan Malaysia (37.000) termasuk yang paling parah terkena dampak tahun ini. Negara-negara itu mengalami curah hujan yang memecahkan rekor, gelombang badai, dan banjir yang meluas.

Daerah yang jarang terkena dampak peristiwa cuaca ekstrem pun terkena dampaknya. Negara-negara yang jarang meminta bantuan internasional kini meminta bantuan dan dukungan kemanusiaan dari PBB.

“Analisis oleh World Weather Attribution menemukan perubahan iklim meningkatkan intensitas curah hujan di wilayah tersebut. Perlu Tindakan untuk mengurangi emisi, tetapi kita juga harus mengurangi kerentanan dan paparan masyarakat terhadap peristiwa cuaca ekstrem, serta mendukung sistem peringatan dini dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan,” ujar Kepala Bidang Ilmu Iklim OCHA, Zinta Zommers, dalam keterangan resmi, Kamis (11/12).

Menurutnya, tidak ada solusi kemanusiaan untuk krisis iklim. "Tetapi, melalui Dana Darurat Global PBB [CERF] yang dikelola OCHA, kami mendukung tindakan awal untuk membangun ketahanan masyarakat di tengah ketiadaan pendanaan dan sumber daya adaptasi jangka panjang,” ujar Zommers.

Alokasi dari CERF akan mendanai tindakan awal untuk mendukung masyarakat di negara-negara yang terdampak.

Kantor Regional OCHA untuk Asia dan Pasifik menggunakan pemetaan satelit dan analisis yang didukung kecerdasan buatan (AI) untuk dengan cepat menentukan cakupan dan skala keadaan darurat yang tumpang tindih. Kantor tersebut juga membantu mengoordinasikan dan memantau penyampaian respons.

Pakistan

Dana Kemanusiaan Asia-Pasifik yang baru diluncurkan memberikan US$ 1,6 juta (Rp 26,61 miliar) kepada organisasi non-pemerintah nasional untuk mendukung respons lokal terhadap banjir dahsyat yang memengaruhi lebih dari 6,9 juta orang. Dana ini melengkapi alokasi CERF sebesar lebih dari US$ 5 juta (Rp 83,15 miliar) dan pekerjaan Kantor Perwakilan OCHA di negara tersebut.

Thailand

Banjir meluas memengaruhi lebih dari 4 juta orang di Thailand. Bahkan, banjir membuat Hat Yai hancur.

OCHA menyediakan layanan satelit dan pemetaan kepada Pemerintah Thailand dan berkolaborasi dengan tim negara PBB untuk mendukung permohonan hibah darurat dari Bank Pembangunan Asia (ADB).

Indonesia

Ketika siklon tropis langka memengaruhi 3,2 juta orang, Pemerintah Indonesia mengaktifkan kelompok koordinasi di bawah berbagai sektor tematik, seperti air dan pangan untuk operasi darurat, yang didukung oleh badan-badan PBB. OCHA mendukung platform koordinasi nasional di setiap provinsi.

Filipina

Menjelang pendaratan Topan Tropis Fung-wong, CERF menyalurkan US$ 6 juta (Rp 99,78 miliar) kepada para mitra untuk membantu lebih dari 400.000 orang mempersiapkan diri menghadapi dampak terburuk.

Vietnam

Lebih dari selusin topan dan peristiwa curah hujan ekstrem telah memengaruhi 2,7 juta orang di 15 provinsi di Vietnam. CERF menyalurkan US$ 2,6 juta (Rp 43,24 miliar) untuk memperkuat Rencana Tanggap Bersama, seiring dampak yang menyebar ke seluruh negeri dan kapasitas penanggulangan yang semakin menipis.

Sri Lanka

Curah hujan deras akibat Topan Ditwah memicu banjir terburuk dalam beberapa dekade di seluruh negeri. OCHA mengerahkan sistem Penilaian dan Koordinasi Bencana Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mendukung respons Pemerintah, dan CERF mengalokasikan US$ 4,5 juta (Rp 74,8 miliar).

Untuk memperkuat respons, OCHA memanfaatkan kemitraan dan bekerja sama dengan sektor swasta melalui Aliansi Asia Pasifik untuk Manajemen Bencana Sri Lanka, jaringan anggota lokal dari Connecting Business Initiative (CBI).

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.