PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) akan mengeluarkan dana US$ 110 juta (sekitar Rp 1,54 triliun) untuk investasi pengeboran panas bumi tahun depan. Perusahaan berencana menginvestasikan uang itu di tiga wilayah kerja.
Pertama, PGE akan melakukan pencarian panas bumi di wilayah kerja Lumut Balai, Sumatera Selatan. Energi panas bumi ini nantinya untuk bahan bakar pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) unit II.
Kedua, perusahaan akan mengembangkan wilayah kerja Hululais, Bengkulu untuk penjualan ke PT PLN (Persero). Terakhir, dana investasi itu akan dialokasikan untuk kegiatan eksplorasi di wilayah kerja Seulawah, Aceh.
Direktur Utama PGE Ali Mundakir mengatakan untuk sumur di Lumut Balai II sudah terbukti potensinya. “Tahapan berikutnya, yakni pembangunan konstruksi jaringan pipa dan pembangkit,” katanya saat ditemui di acara Digital Expo Pertamina Geothermal Energy 2019, Jakarta, Kamis (12/11).
(Baca: Pertamina Klaim Miliki Kapasitas Panas Bumi Terbesar Keenam di Dunia)
Untuk wilayah kerja Hululais, perusahaan saat ini melakukan pengeboran sumur injeksi. Keputusan akhir invetasinya atau final investment decision akan perusahaan lakukan secepatnya.
Biaya pengeboran untuk satu sumur eskplorasi biasanya membutuhkan dana US$ 7 juta. Rencananya perusahaan akan mengebor tiga sumur dan membangun infrastruktur. "Paling tidak—berdasarkan pengalaman--eksplorasi tiga sumur dananya US$ 40 juta," kata Ali.
Perusahaan mendapat pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk mengerjakan proyek Lumut Balai unit I dan unit II. "Itu yang didanai JICA, total unit I dan II, hampir 27 miliar yen atau sekitar US$ 220 juta. Unit dua nanti kapasitas 55 MW," kata Ali.
Lumut Balai Unit I telah beropasi komersial. Sedangkan unit II akan dilakukan tender Engineering Procurement Construction and Commisioning (EPPC) pada tahun depan. Lalu, beroperasi dua tahun kemudian.
(Baca: Pertamina Investasi Rp 37,6 T, Kapasitas Panas Bumi Naik 2 Kali Lipat)
Meski begitu, PGE masih mencari dana pinjamannya. Sejumlah Lembaga pembiayaan internasional menjadi incaran. Beberapa nama tersebut adalah Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADB), Agence Française de Développement (AFD), Bank Pembangunan Islami (IDB).
PT PGE saat ini mengelola 14 Wilayah Kerja dengan kapasitas terpasang 672 MW Own Operation dan 1205 MW Joint Operation Contrac (JOC). Seluruh wilayah kerja PGE berkontribusi 94% terhadap total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia 2047 MW.
Dengan total kapasitas terpasang panas bumi itu, berpotensi menurunkan emisi lebih dari 10 juta ton CO2 per tahun. Sekitar 94% di antaranya berasal dari wilayah kerja PT PGE. Potensi penghematan devisa negara pun sekitar US$ 2 miliar per tahun.
Sebagai garda terdepan pengembangan panas bumi di Indonesia, PT PGE menargetkan total kapasitas terpasang di own operation mencapai 1112 MW pada 2026. Total komitmen investasinya US$ 2,68 miliar.
(Baca: Pertamina Butuh Rp 38 T Bangun Pembangkit Panas Bumi hingga 2026)