Pertamina Butuh Rp 38 T Bangun Pembangkit Panas Bumi hingga 2026
Pertamina Geothermal Energy (PGE) berencana menggelontorkan investasi US$ 2,68 miliar atau sekitar Rp 38,4 triliun hingga 2026 untuk pengembangan pembangkit listrik panas bumi (PLTP). Dengan investasi tersebut, PGE menargetkan kapasitas PLTP naik menjadi 1.112 megawatt (MW), hampir dua kali lipat dari saat ini 617 MW.
Direktur Utama PGE Ali Mundakir menyampaikan, dalam waktu dekat, akan ada tambahan kapasitas seiring beroperasinya PLTP Mulut Balai Unit 1. "Sekarang ini 617 MW tambah Lumut Balai 55 MW," kata Ali di acara The 7th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2019, Jakarta, Selasa (13/8).
Sejauh ini, PLTP milik PGE yang telah beroperasi yaitu, PLTP Kamojang (235 MW), PLTP Ulubelu (220 MW), PLTP Lahendong (120 MW), PLTP Karaha (30 MW) dan PLTP Sibayak (12 MW). Adapun dana investasi untuk penambahan pembangkit berasal dari induk usaha yakni Pertamina.
(Baca: Jusuf Kalla Sentil Jonan dan PLN soal Pengembangan Energi Terbarukan)
Setelah Mulut Balai, Ali mengungkapkan PLTP Hululais ditargetkan bisa beroperasi komersial secara bertahap dengan kapasitas 2 x 55 MW pada 2022 dan 2023. Saat ini PGE sudah melakukan pengeboran sebanyak 21 sumur dan akan menambah dua sumur injeksi. "Total 23 sumur, 2022 mulai ada tambahan dari PLTP Hululais," ujarnya.
Perusahaan juga tengah mengembangkan PLTP Seulawah di Aceh. Menurutnya, PLTP Seulawah akan dikembangkan secara bertahap, dengan proyeksi kapasitas total mencapai 55 MW-110 MW. "Kalau biasanya kan nunggu lama dulu (baru produksi), tapi ini begitu sumur dibor, sudah bisa diproduksi," ujarnya.
PGE juga akan menambah kapasitas PLTP di lapangan yang sudah ada. "Optimalisasi di lapangan yang sudah ada, kami ekstrak panasnya," kata dia. Optimalisasi di kisaran 5 MW sampai 20 MW.
(Baca: Keuangan Tertekan Impor Minyak, Pertamina Memacu Energi Terbarukan)
Untuk mencapai target kapasitas, Ali menyatakan induk usahanya yaitu Pertamina akan mengikuti lelang Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang ditawarkan pemerintah. Jika menang, maka akan ditugaskan kepada PGE.
Namun, ia tak membeberkan wilayah kerja yang tengah dibidik. "Kami memang perlu WKP baru supaya bisa tumbuh seperti itu," kata Ali.