Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan empat pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) akan beroperasi komersial alias commercial operation date (COD) pada 2019. Pembangkit tersebut yaitu Mulut Balai, Sorik Merapi, Sokoria, dan Muaralaboh.
PLTP Mulut Balai yang berada di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan memiliki kapasitas listrik 55 Megawatt (MW). Kontraktornya yakni PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), dengan nilai investasi sekitar US$ 247,5 juta. PLTP Sorik Merapi yang terletak di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara berkapasitas 40 MW. Kontraktornya yaitu PT Sorik Merapi Geothermal Power dengan modal sekitar US$ 180 juta.
(Baca: Surya Jadi Sumber Energi Terbesar yang Potensial Dikembangkan di NTB)
Selanjutnya, PLTP Sokoria di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur mamapu menghasilkan 5 MW. Kontraktornya PT Sokoria Geothermal Indonesia dengan investasi US$ 22,5 juta. Sedangkan PLTP Muara laboh di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat dapat menghasilkan 80 MW. Kontraktornya PT Supreme Energy Muaralaboh, dengan biaya US$ 360 juta. Total jenderal, empat pembangkit tadi bisa mengalirkan listrik 180 MW.
Direktur Panas Bumi Ditjen Energi Baru Terbarukan, Ida Nuryatin Finahari, mengatakan ada tiga pembangkit akan beroperasi pada kuartal pertama 2019. “PLTP Lumut Balai, Sorik Merapi, dan Sokoria,” kata Ida kepada Katadata.co.id, Senin (17/12).
Saat ini, progres ketiga proyek tersebut sudah mencapai 70-95 %. Adapun PLTP Muara Laboh ditargetkan beroperasi pada akhir tahun depan. Selain itu, pihaknya sedang membangun jaringan transmisi listrik milik PT Perusahaan Listrik Negara. “On progress menuju COD,” ujarnya.
Sebelumnya, PLN telah mendapatkan pinjaman dari Kfw, lembaga keuangan asal Jerman, jutaan Euro untuk pendanaan pembangkit panas bumi. Ini salah satu hasil kesepakatan dalam rangkaian rapat tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia di Bali.
(Baca: Pelonggaran Daftar Negatif Investasi Energi Terbarukan Tak Menarik)
Dana itu akan digunakan untuk membiayai PLTP Mataloko unit 2 dan 3 serta PLTP Ulumbu unit 5, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ulumbu unit 5 berkapasitas 20 MW. Pembangkit ini berada di Desa Wewo, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Sementara Mataloko unit 2 dan 3 masing-masing berkapasitas 10 MW dan terletak di Desa Todabelu, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada, NTT.
Proyek pembangkit ini diharapkan dapat meningkatkan pengembangan energi baru dan terbarukan. Apalagi, pemerintah memiliki target penggunaan energi jenis ini sebesar 23 % pada 2025.