RUPTL 2021-2030 Rampung Akhir Januari, Pemerintah Fokus Bauran Energi

Azaria Laras |KATADATA
Ilustrasi. RUPTL periode 2021-2030 akan rampung pada akhir bulan ini.
13/1/2021, 19.53 WIB

Rencana usaha penyediaan tenaga listrik atau RUPTL periode 2021-2030 akan rampung pada akhir bulan ini. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menerima drafnya dari PLN sejak Desember lalu.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana mengatakan penyusunan acuan tersebut masih berlangsung. “Di RUPTL ini kami berkomitmen tetap pada Perjanjian Paris, salah satunya bauran energi baru terbarukan (EBT) 23% pada 2025,” katanya dalam konferensi pers virtual, Rabu (13/1). 

Perjanjian Paris merupakan kesepakatan 195 negara pada 2015 untuk menahan laju kenaikan suhu bumi tak melebih 2 derajat Celcius. Upaya ini sebagai cara untuk menahan laju perubahan iklim dan pemanasan global. 

Pemerintah masih terus melakukan diskusi dengan PLN terkait draf setebal 841 halaman itu. Menteri ESDM Arifin Tasrif disebut memberikan beberapa perbaikan. “Sudah menuju ke arah selesai,” ujar Rida. 

Pandemi Covid-19 telah berpengaruh besar pada proyek listrik yang ada dalam RUPTL. Dampaknya, ada jadwal pengoperasian yang terpaksa tertunda. 

Pemerintah juga mempertimbangkan mengurangi jumlah pembangkit yang akan dibangun pada 2030. Pengurangan kapasitasnya mencapai 15,5 gigawatt. “Dengan sendirinya jumlah tambahan pembangkit akan berkurang dalam 10 tahun ke depan,” katanya. 

Rida memperkirakan rata-rata pertumbuhan listrik tahun ini hanya sekitar 4,9%. Angkanya turun dibandingkan proyeksi sebelumnya di 6,4%. 

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan