Pembangunan pembangkit energi bersih ini juga sejalan dengan keinginan pemerintah untuk melakukan bauran bahan bakar dalam rangka mengurangi emisi karbon.
Targetnya, bauran energi terbarukan dapat mencapai 23% pada 2025. Lalu, pengurangan emisi karbon sebesar 29% dengan usaha sendiri dan 41% dengan dukungan Internasional.
Realisasi penurunan emisi gas rumah kaca mencapai 64,4 juta ton CO2 pada 2020. Angka ini dicapai melalui pemanfaatan energi baru terbarukan sebesar 53%, penerapan efisiensi energi 20%, dan penggunaan bahan bakar fosil rendah karbon 13%.
Angka emisi juga turun karena pemanfaatan teknologi pembangkit bersih 9%, dan kegiatan reklamasi pasca tambang 4%. Kementerian ESDM menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 67 juta ton CO2 sepanjang 2021.
Pemakaian bahan bakar fosil, seperti minyak dan batu bara, harapannya dapat menurun. Lalu, pembangkit-pembangkit energi baru terbarukan bertambah jumlahnya, seperti dari air, panas bumi, matahari, dan angin.