Pertamina - Medco Power Kerja Sama Garap Proyek Panas Bumi 495 MW

ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Pekerja memperbaiki sumur KRH 4-1 saat proses pemeliharaan Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) di Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Karaha, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (25/2/2020).
Penulis: Happy Fajrian
31/12/2021, 17.45 WIB

Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan PT Medco Power Indonesia (MPI) menjalin kerja sama pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia. Kedua perusahaan telah menandatangani Head of Agreement (HoA) kajian bersama pada Jumat (31/12).

Direktur Utama PGE Ahmad Yuniarto mengatakan bahwa kerja sama seperti ini sangat diperlukan dalam pengembangan panas bumi untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam pencapaian target ketenagalistrikan berbasis energi terbarukan.

“Penandatanganan kajian bersama ini merupakan tindak lanjut dari Kick of Meeting kolaborasi bersama yang telah dilakukan oleh kedua belah pihak dengan tujuan mengoptimalkan pengembangan panas bumi dengan kapasitas sebesar 495 MW,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Sementara itu Presiden Direktur MPI, Eka Satria menyampaikan komitmen agar terus mendukung pengembangan energi di sektor panas bumi demi percepatan pencapaian energi bersih dan ramah lingkungan untuk mendukung program pemerintah.

“Bagi kami, langkah ini merupakan bagian dari transformasi Medco Energi Internasional untuk bertransisi ke pengembangan energi listrik dan terbarukan khususnya di sektor panas bumi, terlebih dengan posisi Indonesia sebagai pemilik cadangan panas bumi terbesar di dunia, dengan pengelolaan dampak lingkungan yang ramah dan effsien,” ujarnya.

Dia menambahkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan energi di sektor panas bumi dalam semua aspek, termasuk health, safety, security, & environment (HSSE) guna percepatan pencapaian energi bersih dan ramah lingkungan serta turut berperan serta dalam mendukung program pemerintah.

Kolaborasi ini merupakan kajian pengembangan proyek panas bumi dan akan dilakukan di Proyek PGE dan MPI selama dua puluh empat bulan ke depan. Kajian tersebut diharapkan dapat mempercepat pengembangan panas bumi.

Ahmad Yuniarto menambahkan, PGE dan MPI akan menganalisis dan melakukan kajian lebih lanjut opsi skema pengembangan untuk setiap proyek panas bumi yang telah ditetapkan, serta mengevaluasi lebih lanjut keekonomian bisnis model bersama dan pembentukan tata waktu dan milestones mulai dari tahapan eksplorasi, eksploitasi, sampai operasi pada setiap proyek.

“Dalam menjalankan bisnisnya, PGE terus berkomitmen untuk pengembangan panas bumi dan memastikan implementasi Environment, Social, and Governance (ESG) menjadi bagian terintegrasi dari bisnis panas bumi PGE,” kata dia. Simak databoks berikut:

Penerapan aspek-aspek ESG ini merupakan upaya dalam memberikan nilai tambah serta dukungan PGE pada program pemerintah terkait pemanfaatan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan khususnya panas bumi.

Selain itu, pengembangan penyediaan energi panas bumi yang dilakukan PGE juga wujud dukungan dan komitmen PGE dalam mencapai pembangunan berkelanjutan khususnya goal ke 7 (energi bersih dan terjangkau), 12 (konstruksi dan produksi yang bertanggungjawab), 13 (penanganan perubahan iklim), dan 15 (ekosistem darat) pada SDGs (Sustainable Development Goals).