Gaikindo Pastikan Mesin Kendaraan Bisa Diisi Bensin Campur Bioetanol

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.
Gaikindo pastikan kendaraan yang beredar di Indonesia saat ini sudah bisa mengonsumsi bensin yang dicampur dengan bioetanol.
20/2/2023, 16.45 WIB

Pemerintah akan mulai mencampur bensin dengan bioetanol pada pertengahan tahun ini. Dalam peta jalan percepatan implementasi bioetanol di Indonesia yang dikeluarkan Kementerian ESDM, implementasi dimulai dengan campuran bioetanol 5% atau E5, yang akan dilanjutkan hingga E20.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memastikan kendaraan berbahan bakar bensin yang ada saat ini bisa mengonsumsi bensin E5, sehingga tidak perlu melakukan modifikasi pada mesin.

Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, mengatakan mayoritas teknologi mesin kendaraan roda empat yang diproduksi saat ini mampu untuk menyerap bahan bakar nabati E5. “Sebenarnya ini teknologi lama, tidak terlalu rumit,” kata Kukuh kepada Katadata.co.id, Senin (20/2).

Kukuh menambahkan, Gaikindo menyambut positif rencana pemerintah mencampur bensin dengan bioetanol. Menurutnya ini bisa menjadi alternatif penghematan konsumsi BBM sekaligus menekan sebaran gas buang emisi karbon dari sektor transportasi.

Meskin begitu, Kukuh berharap pemerintah bisa lebih memasifkan lokasi uji coba agar tak terbatas pada daerah Surabaya. Pelaksanaan uji coba secara masif dinilai penting sebelum implementasi kebijakan secara luas. “Perlu uji coba terus karena setiap kendaraan punya karakter yang beda-beda,” ujarnya.

Seperti diketahui pemerintah akan melakukan uji coba pencampuran bensin dengan bioetanol secara terbatas di Surabaya, Jawa Timur. Pemilihan Surabaya didasari pada lokasinya yang berdekatan dengan sumber bahan baku bioetanol di Mojokerto dan Malang.

Pemerintah sempat melakukan ujicoba yang sama pada 2018. Namun batal diimplementasikan lantaran hasil uji coba menunjukkan bahwa harga bioetanol lebih mahal dibandingkan harga bensin non subsidi.

Kementerian ESDM mengungkapkan ujicoba akan dilakukan dengan bensin jenis Pertamax karena dinilai lebih ekonomis dengan harga BBM non subsidi tersebut yang relatif sama dengan harga bioetanol di kisaran Rp 12.000-13.000 per liter.

Meski demikian untuk implementasinya secara luas pemerintah harus lebih dulu meningkatkan produksi bahan baku bioetanol. Pasalnya kapasitas produksinya saat ini hanya sekitar 40.000 kilo liter (KL) atau sekitar 0,1% dari total konsumsi bensin nasional.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu