Emisi karbon per kapita negara-negara G20 dari pembakaran batu bara pada 2022 meningkat hampir 7% dibandingkan level 2015. Laporan terbaru lembaga non profit lingkungan, Ember, menunjukkan emisi yang dihasilkan Cina meningkat paling tinggi selama periode tersebut.
Selain Cina, emisi per kapita yang dihasilkan India juga meningkat tinggi seiring penambahan kapasitas pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara. Sementara itu emisi CO2 per kapita Australia hampir tiga kali lebih tinggi dari rata-rata dunia.
“Negara-negara G20 menyumbang 80% emisi sektor ketenagalistrikan dunia, dengan CO2 per kapita dari PLTU batu bara mencapai 1,6 ton pada 2023, naik dari 1,5 ton pada 2015, dan secara signifikan lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 1,1 ton,” tulis laporan Ember seperti dikutip Reuters, Selasa (5/9).
Cina yang merupakan konsumen batu bara terbesar di dunia dan penghasil CO2 terbesar, mencatatkan emisi per kapita 3,1 ton pada 2022, naik 30% dibandingkan 2015. Peningkatan ini terjadi meski ada penambahan kapasitas energi terbarukan hingga 670 gigawatt selama periode tersebut.
Cina telah berjanji untuk mulai mengurangi konsumsi batu bara, namun hal ini tidak akan terjadi hingga periode perencanaan tahun 2026-2030. Negara ini terus mengembangkan PLTU batu bara baru, dengan 243 GW pembangkit listrik tenaga batu bara disetujui atau sedang dibangun. Kapasitas itu cukup untuk mensuplai listrik Jerman.
India juga mengalami peningkatan emisi per kapita dari sektor batubara sebesar 29% selama periode tersebut menjadi 0,8 ton seiring penambahan kapasitas PLTU batu bara.
“Cina dan India sering disalahkan sebagai penghasil polusi terbesar di dunia yang berasal dari pembangkit listrik tenaga batu bara. Namun jika kita memperhitungkan populasinya, Korea Selatan dan Australia merupakan penghasil polusi terburuk pada tahun 2022,” kata Dave Jones, salah satu penulis laporan Ember.
Australia telah mengurangi emisi per kapita dari batu bara sebanyak lebih dari seperempat sejak tahun 2015, namun masih tetap pada angka lebih dari 4 ton per kepala. Emisi Korea Selatan telah turun hampir 10% menjadi 3,3 ton per kepala, tertinggi kedua di G20.
“Sebagai negara dengan perekonomian yang sudah maju, mereka harus meningkatkan penggunaan listrik terbarukan secara ambisius dan penuh percaya diri agar penggunaan batubara dapat dihapuskan pada tahun 2030,” tulis Ember.
Negara-negara G20 akan bertemu untuk pertemuan puncak di India pada Minggu ini. Sebanyak tujuh anggota G20, Cina, Brasil, India, Jepang, Korea Selatan, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat, disebut belum menyusun rencana untuk mengurangi penggunaan batu bara secara bertahap.
Pada KTT G20 terakhir pada bulan Juli, negara-negara gagal mencapai kesepakatan untuk meningkatkan komitmen perubahan iklim mereka, dan beberapa pihak menyalahkan Cina karena menghalangi kesepakatan tersebut.
Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 di Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas dan agenda G20 hingga berpuncak pada KTT G20 November 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya di sini.