Pemerintah Spanyol berencana menutup pembangkit-pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di negaranya pada tahun 2035. Spanyol akan menerapkan hal ini dengan mempresentasikan langkah-langkah energi, termasuk perpanjangan tenggat waktu untuk proyek-proyek energi terbarukan dan penyesuaian lelang energi terbarukan.
Pemerintah Spanyol mengatakan pengelolaan limbah radioaktif dan pembongkaran PLTN, yang akan dimulai pada tahun 2027, akan menelan biaya sekitar 20,2 miliar euro (US$22,4 miliar). Para operator PLTN akan berkontribusi dalam pendanaan pengelolaan limbah dan pembongkaran PLTN tersebut.
Melansir Reuters, PLTN yang menghasilkan sekitar seperlima listrik Spanyol menghadapi masa depan yang suram. Penutupan PLTN menjadi isu hangat selama kampanye pemilu baru-baru ini. Partai oposisi konservatif, yakni Partai Rakyat (PP), berjanji untuk membatalkan rencana penghentian penggunaan PLTN. Namun, operator PLTN juga melakukan lobi-lobi untuk memperpanjang penggunaan pembangkit listrik tersebut.
Di antara langkah-langkah lainnya adalah perubahan pada peraturan yang mengatur pengembangan proyek-proyek energi hijau baru dan lelang energi terbarukan. Pemerintah setuju untuk memperpanjang tenggat waktu administratif untuk proyek-proyek baru. Batas waktu untuk mendapatkan izin bangunan, misalnya, ditambah enam bulan menjadi 49 bulan.
"Lelang energi terbarukan sekarang dapat memasukkan kriteria kualitatif untuk memperhitungkan standar-standar sosial dan lingkungan untuk "mengakui nilai tambah produk-produk Eropa," kata Kementerian Energi Spanyol dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters.
Sementara itu, negara-negara Eropa Barat dan Tengah lainnya juga menghadapi perdebatan mengenai masalah energi atom, seperti halnya perdebatan di Spanyol. Di Jerman, reaktor nuklir komersial domestik terakhirnya ditutup pada 15 April 2023. Penutupan PLTN tersebut menandai berakhirnya sektor energi atom Jerman yang telah ada sejak Perang Dingin di tahun 1960-an.
Di Prancis, sentimen seputar reaktor nuklir tidak jauh berbeda. Prancis berencana mengurangi jumlah reaktor nuklir di dalam negeri dan menurunkan kapasitas listrik dari PLTN yang semula mencapai 62-70% menjadi 50% dari total produksi listrik di negara itu. Prancis, Jerman, dan Inggris telah memutuskan untuk mengurangi sektor nuklir mereka pada tahun 2030.