Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan Indonesia menyimpan 40% cadangan panas bumi dunia. Pemerintah menargetkan kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dapat mencapai sebesar 22 Gigawatt (GW) pada tahun 2060.
Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin, mengaku optimistis target itu bisa tercapai karena pemerintah telah berkomitmen untuk mendukung pengembangan energi hijau tersebut. Ma’ruf mengatakan dukungan pengembangan panas bumi yang dilakukan pemerintah salah satunya melalui penyediaan skema bisnis yang lebih menjanjikan dan pengembangan inovasi teknologi yang lebih terjangkau.
“Dengan dukungan ini, kami optimis dan diharapkan pada 2060 kapasitas pembangkit panas bumi di Indonesia bisa mencapai 22 GW,” ujar Ma'ruf di Jakarta Convention Center, pada September tahun lalu.
Bisnis Panas Bumi Naik Daun
Bisnis panas bumi pun tengah naik daun. Misalnya saja Barito Renewable Energy Tbk (BREN) yang pada akhir tahun lalu sahamnya telah melesat 671% dan nilai kapitalisasi pasarnya mengalahkan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Padahal emiten milik Prajogo Pangestu tersebut baru melantai di bursa pada 9 Oktober 2023.
Selain Barito, terdapat juga pemain besar lainnya seperti Pertamina Geothermal Energy, PT Medco Indonesia, dan Geo Dipa Energy. Anak Grup Astra, United Tractors, ikut bermain dalam bisnis geothermal setelah mengakuisisi Supreme Energy.
Berikut daftar perusahaan yang berkecimpung dalam bisnis panas bumi di Indonesia:
PT Pertamina Geothermal Energy
Pertamina Geothermal Energy (PGE) merupakan bagian anak perusahaan Pertamina yang berfokus pada sektor panas bumi. Mereka mengoperasikan fasilitas panas bumi di beberapa lokasi, termasuk Kamojang di Jawa Barat, Darajat di Jawa Barat, Ulubelu di Lampung, dan Lahendong di Sulawesi Utara.
PGEO menjadi pemain terbesar di Industri geothermal Tanah Air dengan 13 wilayah kerja panas bumi (WKP) dan total kapasitas terpasang sebesar 1877 Mega Watt (MW) yang dioperasikan sendiri. Pada Desember 2023, PGE telah melakukan groundbreaking proyek PLTP Lumut Balai Unit 2 di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.
Pembangunan PLTP Lumut Balai Unit 2 akan berkapasitas 55 MW. Sehingga total panas bumi di wilayah tersebut menjadi 110 MW, menjadikannya sebagai PLTP terbesar ketiga di Sumatera.
PT Medco Power Indonesia
PT Medco Power Indonesia adalah perusahaan energi yang memiliki portofolio cukup besar dalam pengembangan panas bumi di Indonesia yang didirikan pada 2004. Mereka mengoperasikan fasilitas di Wayang Windu, Jawa Barat, dengan kapasitas lebih dari 220 megawatt.
Medco Power juga tergabung dalam konsorsium Sarulla Operations Ltd (“SOL”) bersama dengan INPEX Corporation, Ormat International Inc., ITOCHU Corporation, dan Kyushu Electric Power Co. Inc memulai operasi komersial PLTP Sarulla yang berlokasi di Tapanuli, Sumatera Utara. Proyek ini merupakan salah satu pembangkit listrik panas bumi terbesar dengan total kapasitas hingga 330 MW dalam satu kontrak tunggal.
PT Barito Renewables
Merupakan bagian dari Barito Pacific, PT Barito Renewables memiliki strategi jangka panjang untuk menyediakan energi bersih dan rendah karbon. Barito Renewables adalah pemegang saham dari Star Energy Geothermal Group, produsen listrik tenaga panas bumi terkemuka.
Star Energy Geothermal mengelola dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia dan lapangan uap dengan kapasitas bruto sebesar 886 MW. Di Pangalengan, Star Energy Geothermal Wayang Windu Ltd mengoperasikan fasilitas geothermal dengan kapasitas sebesar 227 MW.
Sementara di Sukabumi, Star Energy Geothermal Salak Ltd mengelola salah satu ladang panas bumi terbesar di dunia, dengan kapasitas 377 MW. Selain itu di Garut, Star Energy Geothermal Darajat Ltd memiliki kapasitas sebesar 270 MW.
PT Supreme Energy
PT Supreme Energy didirikan pada tahun 2007 merupakan perusahaan bergerak dalam industri minyak dan gas dan pengembangan dan operasi panas bumi selama 40 tahun terakhir. Supreme Energy menandatangani PPA pada 2012 untuk pengembangan tiga area kerja panas bumi, dan merupakan salah satu pelopor perusahaan penghasil tenaga panas bumi swasta di Indonesia.
Supreme Energy juga mengembangkan dan membangun PLTP Muara Laboh berkapasitas 85 MW dan PLTP 90 MW di Rantau Dedap yang terletak di Pagar Alam Provinsi Sumatera Selatan. Saat ini, Supreme Energy tengah menyiapkan program eksplorasi untuk Proyek Panas Bumi Gunung Rajabasa di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
Pada Agustus 2023, PT Energia Prima Nusantara (EPN) secara resmi mengambil alih (akuisisi) 49,6 persen dari total saham yang dikeluarkan oleh PT Supreme Energy Sriwijaya (SES). Dimana, EPN adalah sebuah perusahaan yang 51,01 persen sahamnya dimiliki oleh anak Grup Astra International, PT United Tractors Tbk, dan 48,99 persen oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA).
PT Geo Dipa Energi
PT Geo Dipa Energi adalah perusahaan patungan antara PLN dan PT Pertamina yang berfokus pada pengembangan panas bumi di Indonesia. PT Geo Dipa Energi mengoperasikan PLTP Dieng dengan kapasitas 60 MW. Total potensi energi panas bumi di sekitar Dieng diperkirakan sebesar 400 MW.
Di tahun 2014 Geo Dipa Energi berhasil menyelesaikan pembangunan 1 unit PLTP di Patuha dengan kapasitas 55. Total potensi energi panas bumi yang dihasilkan di sekitar area tersebut juga diperkirakan mencapai 400 MW.
PT Bakrie & Brothers
Group Bakrie memiliki anak perusahaan lainnya yang bergerak pada sektor panas bumi, yaitu PT Bakrie Power. Mereka mengelola fasilitas panas bumi di Lahendong, Sulawesi Utara, dengan kapasitas melebihi 60 megawatt.