Pemerintah Jerman telah menyetujui rencana untuk memberikan subsidi bagi pembangkit listrik tenaga gas yang dapat beralih ke hidrogen. Kementerian Ekonomi Jerman mengatakan nilai subsidinya sebesar US$ 17 miliar setara Rp 267 triliun (Kurs Rp 15.736).
Langkah ini bagian dari upaya Pemerintah Jerman untuk pengembangan energi terbarukan dan mempercepat transisi ke pembangkit rendah karbon.
Pengumuman tersebut mengikuti tekanan dari industri, dimana tahun lalu Jerman menyatakan akan mengandalkan hidrogen untuk membantu negara itu menjauh dari gas dan batu bara.
“Proses tender untuk empat pembangkit gas dengan total kapasitas hingga 10 gigawatt (GW) akan segera berlangsung,” kata pejabat Kementerian Ekonomi Jerman dikutip dari Reuters, Selasa (6/2).
Dua sumber koalisi Pemerintah Jerman juga membenarkan bahwa dukungan negara untuk perusahaan yang siap membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga hidrogen di masa depan akan berjumlah sekitar Rp 267 triliun. Jumlah itu termasuk subsidi modal dan operasi.
Kementerian Ekonomi setempat mengatakan rencana transisi hidrogen harus disusun pada 2032. Rencana ini dilakukan untuk memungkinkan pabrik sepenuhnya beralih ke hidrogen antara tahun 2035 dan 2040.
Dewan manajemen EnBW (EBKG.DE), Georg Stamatelopoulos, mengatakan bahwa sementara perjanjian itu merupakan langkah penting yang dilakukan pemerintah. Namun, tujuan 10 GW terlalu rendah untuk memastikan percepatan keluar dari tenaga batu bara pada 2030.
“Proses tender yang cepat adalah kunci mengingat proyek seperti itu memakan waktu 6-8 tahun,” kata Georg.
Sementara itu, RWE (RWEG.DE) diketahui berencana untuk mengambil bagian dalam tender tersebut. Pemerintah juga akan mensubsidi pembangkit listrik yang berjalan secara eksklusif dengan hidrogen dengan kapasitas hingga 500 megawatt untuk tujuan penelitian energi. Akan tetapi Kementerian Ekonomi tidak menyebut anggarannya secara detail.
Kementerian Ekonomi tahun lalu mengatakan, Jerman setuju dengan European Commission untuk melakukan tender 8,8 GW pembangkit hidrogen baru. Dimana dengan tender lain hingga 15 GW pembangkit berbahan bakar gas yang akan dialihkan ke hidrogen pada tahun 2035.
“Pemerintah Jerman masih dalam pembahasan apakah akan menaikkan kapasitas gas lebih lanjut, di luar 10 GW yang direncanakan,” kata juru bicara Kementerian Ekonomi.
Melihat rencana itu, Kelompok lingkungan Deutsche Umwelthilfe Jerman mengatakan dalam perjanjian itu pembiayaan dan desain tender tidak jelas. Mereka berpendapat bahwa ini dapat menyebabkan pembangkit listrik gas yang dibangun bisa jadi tidak diubah menjadi hidrogen.
Dikatakan bahwa perjanjian tersebut mempertimbangkan untuk menyebarkan teknologi yang mahal atau tidak pasti yang masih dalam pengembangan, seperti fusi nuklir dan penangkapan karbon, alih-alih mengandalkan solusi yang ada.