Pemerintah Belanda tahun ini menyiapkan subsidi hingga € 5 miliar atau sekitar Rp 85,75 triliun untuk pengembangan dan penerapan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon. Sejauh ini mereka telah menerima permohonan subsidi dengan jumlah total € 6,4 miliar (Rp 109,76 triliun).
Saat ini pemerintah Belanda tengah menggarap proyek penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture utilisation and storage/CCUS) yang dikembangkan melalui proyek 'Porthos'.
‘Porthos’ merupakan singkatan dari Port of Rotterdam CO2 Transport Hub and Offshore Storage, kolaborasi antara Otoritas Pelabuhan Rotterdam, Gasunie, dan EBN. Pada tahun-tahun awalnya, proyek ini diperkirakan mampu menyimpan 2-2,5 juta metrik ton setara CO2 per tahun.
Setidaknya ada empat perusahaan di Belanda yang tertarik untuk berpartisipasi pada proyek tersebut, dan telah mendaftar untuk mendapatkan subsidi. Mereka adalah ExxonMobil, Shell, Air Liquide, dan Air Products. Pemerintah Belanda pun dikabarkan telah menyetujui subsidi sebesar sebesar € 2,1 miliar atau sekitar Rp 36 triliun.
“Pemerintah (Belanda) menjelaskan kepada empat perusahaan yang ingin menjadi bagian dari proyek ini akan mengisi kesenjangan antara sistem perdagangan emisi dan biaya proyek yang sebenarnya,” kata juru bicara Otoritas Pelabuhan Rotterdam, Sjaak Pope, dikutip dari the Straits Times, pada Senin (17/5).
Subsidi ini diberikan untuk mengurangi kerugian yang akan diderita keempat perusahaan tersebut dalam membangun jaringan pengiriman CO2 pada proyek Porthos, selama 15 tahun ke depan.
Pasalnya, perusahaan penghasil emisi harus membayar lebih mahal untuk melepaskan karbonnya ke atmosfer di bawah sistem perdagangan karbon Uni Eropa. Tahun ini saja harga untuk melepaskan satu ton karbon naik sekitar 65% menjadi € 53 per metrik ton.
Sistem penangkapan karbon di Belanda akan membebani perusahaan hingga € 80 per ton untuk membangun dan mengoperasikan infrastrukturnya. Sehingga subsidi ini akan memangkas biaya tersebut menjadi hanya sekitar € 27 per metrik ton karbon.
Meski telah menyetujui subsidi hingga € 2,1 miliar pada proyek Porthos, dalam jangka panjang pemerintah Belanda akan diuntungkan dengan harga karbon yang diprediksi akan terus naik hingga mencapai € 100 per metrik ton pada 2030.
Simak perkembangan harga perdagangan karbon di kawasan Uni Eropa pada databoks berikut:
Proyek ‘Porthos’, Cara Belanda Turunkan Emisi Karbon 95% pada 2050
Belanda memiliki target pencegahan perubahan iklim untuk menurunkan tingkat emisi karbon atau gas rumah kaca sebesar 49% dari level 1990 pada 2030. Target tersebut kemudian akan ditingkatkan menjadi 95% pada 2050.
Salah satu mekanisme yang digunakan untuk mencapai target tersebut yaitu dengan penangkapan dan penyimpanan karbon di bawah tanah (carbon capture utilisation and storeage/CCUS), atau lebih tepatnya di bawah laut, melalui proyek ‘Porthos’ di pelabuhan Rotterdam.
Pelabuhan Rotterdam menjadi pilihan pasalnya tahun lalu kawasan ini memproduksi 22,4 juta ton emisi karbon atau sekitar 15% dari total emisi dihasilkan Belanda sepanjang tahun. Sehingga kawasan ini memiliki posisi yang sangat vital dalam menentukan keberhasilan target iklim negara ini.
Proyek ini fokus pada tranportasi dan penyimpanan CO2 yang berhasil ditangkap/dikumpulkan berbagai perusahaan. Perusahaan akan menyalurkan CO2 melalui jalur pipa bersama yang melewati area pelabuhan Rotterdam.
CO2 kemudian akan dimampatkan dan diangkut melalui pipa lepas pantai ke anjungan gas di Laut Utara, sekitar 20 kilometer lepas pantai Rotterdam. Dari anjungan ini, CO2 akan dipompa ke ladang gas kosong di reservoir yang tertutup batu pasir berpori, di kedalaman 3 kilometer (km).
Pemerintah Belanda telah merencanakan proyek ini sejak April 2018. Hingga musim gugur 2019, Belanda telah merampungkan fase Front-End Engineering Design (FEED) dan sejumlah perusahaan telah menyatakan ketertarikannya untuk terjun ke proyek ini.
Pada 2020 proyek ‘Porthos’ fokus untuk menyelesaikan tiga isu utama, yakni analisis mengenai dampak lingkungan dan perizinan, kesepakatan dengan perusahaan untuk menyalurkan CO2 dan mengaktifkan CCUS, serta pengembangan teknis infrastruktur transportasi dan penyimpanan.
Begitu keputusan investasi diambil, pembangunan infrastruktur dapat dimulai. Sistem ini diharapkan akan beroperasi pada akhir 2023. Bahkan pemerintah Belanda telah menyiapkan subsidi untuk mendorong berbagai perusahaan menangkap karbon.
Sistem transportasi dan penyimpanan karbon pada proyek ‘Porthos’ merupakan cara yang semakin populer untuk berbagi biaya dalam membangun fasilitas penyimpanan karbon.
Semakin banyak perusahaan penghasil emisi yang menggunakannya maka biaya pengiriman dan penyimpanan karbon akan semakin murah. Model serupa juga tengah dikembangkan di Norwegia dan Inggris yang juga didukung oleh pendanaan pemerintah.