Target Pembangkit Panas Bumi dalam Draf RUPTL 2021 Menyusut

123RF.com
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).
21/6/2021, 17.18 WIB

Pemerintah terus menggenjot pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT). Dalam penyusunan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN periode 2021-2030 komposisi pembangkit listrik yang akan dibangun selama satu dekade ke depan untuk EBT akan mencapai 48%.

Namun sayangnya, target penambahan kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi alias PLTP di RUPTL kali ini, angkanya malah berkurang. Dalam draf RUPTL 2021-2030 yang dipaparkan Kementerian ESDM, penambahan kapasitas PLTP ditargetkan hanya mencapai 2.395 Megawatt (MW).

Rincian penambahan kapasitas PLTP tahun 2021 sebesar 136 MW dan 2022 bertambah 108 MW, pada 2023 bertambah 190 MW, di tahun 2024 bertambah 131 MW. Kemudian di tahun 2025 bertambah sebesar 676 MW, 2026 bertambah sebesar 235 MW, 2027 sebesar 233 MW, 2028 bertambah sebesar 370 MW, 2029 sebesar 314 MW dan di tahun 2030 sebesar 3 MW.

Sementara dalam RUPTL 2019-2028 yang masih berlaku saat ini jumlahnya lebih besar. Tercatat penambahan kapasitas PLTP dalam RUPTL tersebut direncanakan dapat mencapai 4.607 MW.

Dengan rincian tahun 2019 sebesar 190 MW, 2020 sebesar 151 MW, 2021 sebesar 147 MW, 2022 sebesar 455 MW, 2023 sebesar 245 MW. Kemudian di tahun 2024 sebesar 415 MW, 2025 sebesar 2.759 MW, 2026 sebesar 45 MW, 2027 145 MW, dan 2028 bertambah sebesar 55 MW. 

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan pembahasan draf RUPTL 2021-2030 belum final. Namun untuk penambahan kapasitas PLTP sudah ditetapkan angkanya.

"Sekarang belum final angkanya, tapi di angka 2400 MW tambahan kapasitasnya," kata dia kepada Katadata.co.id, Senin (21/6).

Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Harris sebelumnya menyebutkan kapasitas terpasang PLTP saat ini baru mencapai 2.130,7 MW. Padahal Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan potensi panas bumi terbesar di dunia.

Oleh karena itu, perlu upaya keras dalam mengejar pemanfaatan potensi panas bumi yang cukup besar ini. "Target kapasitas terpasang PLTP pada 2030 sebesar 4.550 MW," katanya.

Guna merealisasikan target tersebut, pemerintah akan terus mengoptimalisasikan sumber daya pada wilayah kerja panas bumi (WKP) yang telah berproduksi. Termasuk menggunakan binary skala kecil.

Pemerintah juga akan melakukan sinergi BUMN panas bumi dalam mempercepat pengembangan sektor ini. Penggunaan dana PISP (Pembiayaan Infrastruktur Sektor Panas Bumi) dan GREM (Geothermal Resource  Risk Mitigation) untuk pendanaan eksplorasi. Lalu, perbaikan regulasi harga listrik dari pembangkit berbasis EBT melalui Perpres.

"Kemudian Government Drilling, eksplorasi panas bumi sebelum WKP ditawarkan ke Badan Usaha," katanya.