Kementerian ESDM mencatat realisasi investasi energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) hingga semester I 2021 mencapai US$ 1,07 miliar. Angka tersebut mencapai 52% dari target yang ditetapkan pada tahun ini yang sebesar US$ 2,04 miliar.
Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyampaikan pihaknya optimis target investasi di tahun ini akan tercapai. "Target masih tetap, kondisi pandemik memang cukup berpengaruh terhadap pelaksanaan proyek di lapangan," kata dia kepada Katadata.co.id, Kamis (29/7).
Realisasi investasi pada semester I ini ditopang oleh investasi aneka EBT sebesar US$ 590 juta, kemudian investasi panas bumi US$ 357 juta, bioenergi US$ 124 juta, dan konservasi energi US$ 6 juta.
Adapun realisasi investasi ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja nasional dan upaya pemulihan ekonomi nasional selama pandemi.
Menurut Dadan ada beberapa proyek besar yang diperkirakan akan mendongkrak capaian investasi di akhir tahun ini seperti proyek PLTA dan PLTP yang realisasi investasinya diharapkan masih akan terus naik. Simak databoks berikut:
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai capaian realisasi investasi sebesar 52% dari target pada pertengahan tahun ini melebihi ekspektasi. Menurut dia hal ini terjadi lantaran proyek-proyek yang tahun lalu tertunda mulai berjalan.
Sehingga terdapat lonjakan kenaikan investasi yang cukup signifikan. Jika melihat kemajuan tersebut ia optimis target investasi 2021 akan tercapai di akhir tahun. "Kalau melihat kemajuan ini bisa jadi target tahun ini bisa tercapai di akhir tahun," ujarnya.
Pemerintah saat ini juga tengah menyiapkan regulasi untuk mendorong pemanfaatan EBT, di antaranya Rancangan Peraturan Presiden tentang kebijakan harga jual listrik EBT, Revisi Peraturan Menteri ESDM tentang PLTS atap, Permen tentang co-firing dan Refused Derived Fuel (RDF), serta RUPTL 2021-2030 yang masih dalam penyusunan.
Kementerian ESDM telah menargetkan RUPTL 2021-2030 rampung bulan depan. Adapun komposisi pembangkit listrik energi baru dan terbarukan (EBT) yang akan dibangun dalam draf RUPTL 2021-2030, ditargetkan mencapai 46%.
Sedangkan RUU EBT saat ini pembahasannya sudah berada di tangan Badan Legislasi DPR untuk diharmonisasi, terutama terkait struktur perundang-undangan.