Menteri ESDM Janjikan Investasi EBT Bisa Balik Modal dalam 10 Tahun

ANTARA FOTO/Novrian Arbi/aww.
Pembangkit listrik tenaga surya.
Penulis: Happy Fajrian
9/2/2022, 18.28 WIB

Ragam insentif tersebut dibutuhkan lantaran investasi di sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) pada 2021 tak mencapai target. Menurut data Kementerian ESDM, realisasi investasi sektor ini tahun lalu US$ 1,51 miliar, hanya memenuhi 74% dari target sebesar US$ 2,04 miliar.

Investasi tersebut terdiri dari investasi sektor panas bumi US$ 680 juta, bioenergi US$ 340 juta, konservasi energi US$ 10 juta, dan aneka EBT US$ 480 juta. Apalagi target investasi EBTKE tahun ini cukup ambisius, yakni mencapai US$ 3,91 miliar. Simak databoks berikut:

Sebelumnya Kementerian ESDM memperkirakan kebutuhan investasi khusus untuk pembangkit EBT hingga 40 tahun ke depan atau 2060 mencapai US$ 1,04 triliun atau Rp 14.950 triliun. Artinya, Indonesia harus menyediakan investasi setidaknya US$ 25 miliar (Rp 360 triliun) per tahun untuk mencapai target netral karbon 2060.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan kebutuhan listrik nasional pada 2060 sepenuhnya bakal dipasok dari energi terbarukan.

"Biaya perhitungan kami basisnya keperluan pembangkit, US$ 1.043 miliar atau US$ 25 miliar per tahun untuk 40 tahun ke depan," katanya beberapa waktu lalu, Kamis (16/12/2021).

Halaman: