COP27: Negara Berkembang Butuh Pendanaan Iklim Rp 15.700 T per Tahun

UN Climate Change
Simon Stiell, Sekretaris Eksekutif UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change), dalam acara pembukaan konferensi pers COP27 di Mesir (6/11/2022).
Penulis: Happy Fajrian
9/11/2022, 08.49 WIB

Pinjaman lunak, yang menawarkan persyaratan yang lebih menguntungkan daripada pasar, juga harus ditingkatkan. “Membuka pendanaan iklim yang substansial adalah kunci untuk memecahkan tantangan pembangunan saat ini,” kata Vera Songwe, salah satu penulis laporan tersebut.

Ini berarti negara-negara harus memiliki akses ke pembiayaan berbiaya rendah yang terjangkau dan berkelanjutan dari bank-bank pembangunan multilateral untuk membantu mengumpulkan investasi dari sektor swasta dan filantropi.

Laporan tersebut juga menyerukan agar hibah dan pinjaman berbunga rendah dari pemerintah negara maju meningkat dua kali lipat dari US$ 30 miliar (Rp 470,9 triliun) per tahun saat ini menjadi US$ 60 miliar (Rp 941,9 triliun) pada 2025.

Adapun masalah pembiayaan berkelanjutan menjadi fokus bahasan delegasi pada KTT iklim PBB di Mesir hari ini, Rabu (9/11).

Halaman: