COP27: Negara Berkembang Butuh Pendanaan Iklim Rp 15.700 T per Tahun
Pinjaman lunak, yang menawarkan persyaratan yang lebih menguntungkan daripada pasar, juga harus ditingkatkan. “Membuka pendanaan iklim yang substansial adalah kunci untuk memecahkan tantangan pembangunan saat ini,” kata Vera Songwe, salah satu penulis laporan tersebut.
Ini berarti negara-negara harus memiliki akses ke pembiayaan berbiaya rendah yang terjangkau dan berkelanjutan dari bank-bank pembangunan multilateral untuk membantu mengumpulkan investasi dari sektor swasta dan filantropi.
Laporan tersebut juga menyerukan agar hibah dan pinjaman berbunga rendah dari pemerintah negara maju meningkat dua kali lipat dari US$ 30 miliar (Rp 470,9 triliun) per tahun saat ini menjadi US$ 60 miliar (Rp 941,9 triliun) pada 2025.
Adapun masalah pembiayaan berkelanjutan menjadi fokus bahasan delegasi pada KTT iklim PBB di Mesir hari ini, Rabu (9/11).