COP28: Komitmen Pendanaan Baru untuk Hutan dan Lautan US$186,6 Juta

ANTARA FOTO/Yudi/Spt.
Seorang petani menanam mangrove di kawasan mangrove Desa Lubuk Kertang, Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Jumat (17/11/2023).
Penulis: Hari Widowati
11/12/2023, 13.31 WIB

Tujuan-tujuan ini bergantung pada investasi dan kepemimpinan dari masyarakat adat, yang mengelola sekitar 80 persen keanekaragaman hayati global.

"Selama ribuan tahun, masyarakat kami telah mengabdikan diri untuk hidup seimbang dan harmonis dengan alam, mengamati perilaku keanekaragaman hayati yang mengelilingi kami, hewan-hewan, siklus hidup tanaman dan aliran air," kata María Jose Andrade Cerda, seorang wanita adat dari komunitas Kichwa di Serena, Ekuador.

Maria memimpin pengembangan ekonomi dan masyarakat di dewan Konfederasi Masyarakat Adat Amazon Ekuador. "Dengan menyatukan ilmu pengetahuan dan pengetahuan masyarakat adat, COP28 telah membantu mengingatkan dunia bahwa memahami dan menghormati tarian yang rumit antara manusia dan alam adalah hal yang sangat penting bagi masa depan kita," ujarnya.

Hasil kebijakan utama dari Hari Alam, Tata Guna Lahan, dan Laut adalah pernyataan bersama antara Kepresidenan COP28 dan Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD), yang diketuai oleh Republik Rakyat Tiongkok. Pernyataan Bersama COP28 tentang Iklim, Alam, dan Manusia didukung oleh 18 negara yang memimpin kemitraan iklim, alam, dan keanekaragaman hayati di hutan, mangrove, dan laut. Hal ini menandakan komitmen baru bagi negara-negara untuk mengkoordinasikan dan mengimplementasikan strategi alam dan iklim secara bersamaan.

Selama WCAS, Ketua Tingkat Tinggi Perubahan Iklim PBB untuk COP28 Al Mubarak mengumumkan bahwa UEA akan memberikan kontribusi pendanaan baru sebesar US$100 juta dolar untuk proyek-proyek iklim-alam. UEA dan Brasil akan bersama-sama memimpin kemitraan strategis selama dua tahun yang menjembatani COP28 hingga COP30.

Halaman: