Luhut Sebut Investasi Jumbo Panel Surya Cina Akan Masuk ke Kaltara

ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/rwa.
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan keterangan pers saat kegiatan media briefing di Nusa Dua, Badung, Jumat (22/12/2023). Kegiatan tersebut membahas berbagai program kerja, capaian serta evaluasi kinerja Kemenko Marves pada tahun 2023 menuju Indonesia Emas 2045.
20/3/2024, 09.56 WIB

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan investasi panel surya atau kaca fotovoltaik senilai US$ 3,5-4 miliar atau sekitar Rp55-Rp62,9 triliun akan masuk ke Kalimantan Utara (Kaltara).

“Akan masuk photovoltaic glass di Kalimantan Utara, itu investasinya 3,5-4 miliar dolar AS,” ujar Luhut seperti dikutip dari Antara, Rabu (20/3).

Luhut mengatakan, komitmen investasi tersebut berhasil diperoleh Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto dalam perjalanan dinasnya di Cina. Seto bertemu dengan salah satu perusahaan yang memproduksi bahan baku panel surya terbesar di dunia dalam perjalanan dinasnya di Shanghai, Cina.

Sebagai informasi, Tiongkok merupakan negara dengan kapasitas pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terbesar di dunia. Kapasitas PLTS Tiongkok mencapai total 253,8 GW pada 2020.

Investasi Tekstil dan BYD

Selain finalisasi komitmen dengan perusahaan panel surya, Luhut mengungkapkan bahwa perjalanan dinas Seto juga berhasil memperoleh komitmen investasi dari perusahaan tekstil setelah bertolak ke Ningbo, Cina.

“Mereka (perusahaan tekstil) tiba-tiba bilang, ‘Kami ingin investasi di Indonesia’,” kata dia.

Luhut mengibaratkan perusahaan tekstil tersebut bagaikan Foxconn untuk Apple, di mana Foxconn merupakan perusahaan yang memproduksi berbagai komponen elektronik dan papan sirkuit. Perusahaan tekstil tersebut, kata dia, adalah “Foxconn” untuk Nike, Adidas, Puma, hingga Uniqlo.

Menurut Luhut, kedua investasi ini akan membawa dampak yang positif untuk lapangan kerja di Indonesia.

Dia juga menyoroti Cina yang sedang dalam perlambatan ekonomi, namun tetap memilih Indonesia sebagai tempat berinvestasi.

“Saya kira sangat menarik. Jadi, kalau ada yang kemarin bilang kita ugal-ugalan, pergi lihat dulu deh, baru ngomong,” ujar Luhut.

Selain kedua investasi tersebut, Luhut juga mengatakan bahwa produsen mobil listrik asal Cina, BYD, akan melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking pada Juli.

Produsen asal Cina tersebut resmi masuk ke pasar Indonesia setelah memperkenalkan tiga seri mobil listriknya di Jakarta pada pertengahan bulan lalu. Perusahaan tersebut juga telah mengumumkan harga untuk setiap serinya mulai dari Rp 425 juta hingga Rp 719 juta. Perusahaan itu juga berkomitmen untuk membangun pabrik lokal di Indonesia.

BYD merupakan raksasa kendaraan listrik kelas dunia asal Cina yang sepanjang tahun lalu berhasil menjual lebih dari 3 juta unit, rekor tertinggi di dunia untuk penjualan kendaraan energi baru.

Reporter: Antara