BEI: Produk Investasi Berbasis ESG di RI Tumbuh Signifikan
Produk investasi berbasis prinsip environmental, social, and governance (ESG) tumbuh signifikan dalam sepuluh tahun terakhir. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat pada 2015 hanya ada satu produk berbasis ESG, tetapi pada 2025 jumlah produk investasi ini telah berkembang menjadi 26 produk.
Peningkatan juga terlihat dari asset under management (AUM) produk investasi yang semula hanya Rp 36 miliar pada 2015, menjadi Rp 7 triliun per September 2025. Artinya, ada peningkatan hingga 194 kali lipat.
“Peningkatan ini memperlihatkan respons positif dari pelaku pasar dan menunjukkan meningkatnya preferensi dari investor terhadap instrumen investasi yang mempertimbangkan aspek keberlanjutan,” kata Vice Director of Listed Company Regulation and Service IDX, Teuku Fahmi Ariandar, dalam paparannya di ‘Green Economy Outlook 2026’ di Jakarta, Kamis (11/12).
Fahmi mengatakan, berdasarkan penilaian Sustainalytics sepanjang 2020-2025, nilai ESG rata-rata dari kumpulan emiten dalam IDX80 memperlihatkan adanya peningkatan. Dari skor 33,05 berangsur menjadi 29,38 per Juni 2025.
Dengan skor tersebut, risiko aspek ESG tergolong ke level medium. Dua level lebih baik di atasnya adalah low dengan skor 10-20 dan negligible dengan skor 0-10.
“Tentu kami terus melakukan pengembangan dalam form laporan keberlanjutan agar bisa lebih transparan dan bisa dibandingkan dengan laporan keberlanjutan dari capital market yang lain,” ujar Fahmi.
Dorong Investasi Keberlanjutan
Fahmi menyebut BEI tengah mendorong investasi berkelanjutan di Indonesia melalui sejumlah target. Target-target yang akan dicapai adalah peningkatan skor ESG, peningkatan integrasi ESG dan dekarbonisasi, peningkatan kualitas data dan laporan keberlanjutan, peningkatan jumlah partisipasi pasar, variasi produk ESG, serta perluasan informasi dan inklusi ESG.
“Pengembangan indeks ESG global dan domestik terus dilakukan, edukasi terkait aspek keberlanjutan, kolaborasi regional dengan beberapa bursa efek lainnya, serta penyusunan rekomendasi standar pun demikian,” ujar Fahmi.
Sebagai inisiatif lainnya, Fahmi berkata BEI akan segera meluncurkan Green Equity Designation dan pengembangan platform baru terkait keberlanjutan dan mekanisme perdagangan karbon.