Tahun ini, Bloomberg Billionaires Index kembali merilis daftar orang-orang terkaya di dunia, salah satunya Gautam Adani. Posisi trader berlian ini berada di peringkat ketiga, setelah Elon Musk peringkat pertama dan Jeff Bezos di peringkat kedua.
Menariknya, di antara 10 daftar orang terkaya dunia menurut Bloomberg Billionaires Index, hanya Adani yang mencatatkan kenaikan harta dari tahun sebelumnya. Sedangkan sembilan orang kaya lainnya kompak mencatatkan penurunan kekayaan.
Sebagai informasi, peringkat Bloomberg indeks diperoleh dari perhitungan menggunakan analisis kekayaan bersih. Di mana, angka-angka kekayaan para miliarder tersebut, terus diperbarui pada penutupan perdagangan waktu New York.
Berdasarkan indeks Bloomberg, hingga Selasa (30/8) total kekayaan Adani mencapai US$ 137 miliar atau setara Rp 2.027 triliun (kurs Rp 14.800). Angka tersebut bertambah 79,6 % atau sekitar US$ 60,9 miliar dari catatan tahun lalu.
Di sisi lain, harta orang terkaya nomor satu dunia, Elon Musk mencapai US$ 251 miliar, turun 7 % dari tahun lalu. Sedangkan Jeff Bezos membukukan kekayaan US$ 153 miliar atau turun 20,3 % dari tahun lalu, menurut catatan Bloomberg.
Terkaya di India
Gautam Adani merupakan miliarder India dari sektor bisnis industri. Dia merupakan Ketua sekaligus pendiri Grup Adani yang bergerak di bisnis pengembangan dan operasi Pelabuhan di India. Selain itu, konglomerat ini juga memiliki Yayasan Adani yang dipimpin istrinya, Priti Adani.
Grup infrastruktur yang berbasis di Ahmedabad, India tersebut, juga merupakan produsen batu bara termal terbesar, sekaligus pedagang batubara terbesar di India. Salah satu perusahaan perdagangan yang terdaftar dalam Grup Adani, yakni Adani Enterprises bahkan melaporkan pendapatan sebesar US$ 5,3 miliar tahun ini.
Berkat bisnis yang dijalankan Grup Adani, Gautam Adani diakui sebagai orang terkaya di India menurut Forbes dan orang terkaya ketiga di dunia, menurut Bloomberg Billionaires Index.
Mengalir Darah Pebisnis
Lahir pada 24 Juni 1962 dari keluarga India dan memiliki tujuh saudara kandung, latar belakang keluarga Adani sejatinya adalah pebisnis. Ayah Adani merupakan seorang pedagang tekstil. Latar belakang pendidikan pria berusia 60 tahun tersebut adalah perdagangan. Dia sempat mengenyam pendidikan di Universitas Gujarat, namun keluar di tahun kedua. Memiliki darah pebisnis, Adani tidak meneruskan bisnis tekstil yang ditekuni ayahnya.
Masa muda Adani dihabiskan untuk mencari pengalaman bisnis. Pada 1978 dia pindah ke Mumbai dan bekerja sebagai penyortir berlian untuk Mahendra Brothers. Selang tiga tahun kemudian, kakak laki-laki Adani memintanya untuk mengelola operasional unit plastik, sekaligus membuka gerbang Adani untuk melakukan perdagangan global dengan mengimpor polivinil klorida (PVC).
Pada 1985, Adani mulai mengimpor polimer primer untuk industri skala kecil. Butuh waktu tiga tahun, Adani kemudian mendirikan Adani Exports, dan kini dikenal sebagai Adani Enterprises, perusahaan induk dari Grup Adani. Awalnya, perusahaan tersebut bergerak di bidang komoditas pertanian dan listrik.
Sayap bisnis Adani terus dikembangkan, pada 1991 dia memulai bisnis perdagangan logam, tekstil dan produk agro. Adani juga berhasil memperoleh kontrak outsourcing manajerial untuk Pelabuhan Mundra pada 1995, hingga di tahun yang sama dia mendirikan dermaga pertama. Pelabuhan Mudra adalah pelabuhan sektor swasta terbesar di India dengan kapasitas penanganan hampir 210 juta ton kargo per tahun.
Cakupan bisnis Grup Adani setiap tahun kian melebar. Pada 1996 dia mendirikan Adani Power, perusahaan yang bergerak di bisnis ketenagalistrikan. Adani Power memiliki pembangkit listrik termal dengan kapasitas 4.620 MegaWatt, sekaligus menjadi produsen listrik termal swasta terbesar di Negeri Bollywood.
Bisnis Grup Adani juga merambah ke pembangkit listrik. Bahkan pada 2009 hingga 2012, Adani mengakuisisi Abbot Poit Port di Australia dan tambang batu bara di Carmichael di Queensland. Perusahaannya juga sempat memenangkan penawaran tenaga surya terbesar di dunia oleh Solar Energy Corporation of India (SECI) senilai US$ 6 miliar.
Singkat cerita, pundi-pundi kekayaan Adani terus menumpuk. Pada Mei 2022, keluarga Adani mengakuisisi Ambuja Cements dan anak perusahaan ACC, dari Holcim Group, senilai US$ 10,5 miliar. Agustus tahun ini, unit Grup Adani juga berencana membeli RRPR Holding dari penyiar berita nasional, New Delhi Television Ltd (NDTV).