Jejak KSAL Muhammad Ali, Eks Komandan KRI Nanggala hingga Gubernur AAL
Presiden Joko Widodo hari ini, Rabu (28/12) resmi melantik Laksamana Madya TNI Muhammad Ali menjadi Kepala Staf Angkatan Laut. Ali menggantikan posisi Laksamana Yudo Margono yang telah menjabat sebagai Panglima TNI menggantikan Jenderal Andika Perkasa.
Pelantikan Muhammad Ali dilakukan di istana negara pada pukul 9.30 WIB. Sebelumnya Ali menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan WIlayah Pertahanan I.
Merujuk laman resmi TNI, Muhammad Ali merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) 1989 angkatan ke-35. Ia telah melewati sejumlah pelatihan dan pendidikan militer seperti Dikpasiswa, Dikcawak Kasel dan Kursus Ausbildung Waffengerat U Boote 206 atau kursus kapal selam U-206 di Jerman pada 1997.
Tak hanya di dalam negeri, Ali juga pernah mengikuti sejumlah kursus di luar negeri. Ia mengikuti pendidikan Internasional PWO di Inggris pada 1998, dan International Submarine Warfare di Inggris pada 1999. Selain itu ia merupakan lulusan Sekolah Staf dan Komando AL angkatan ke 40 pada 2003.
Karir Muhammad Ali cemerlang sejak ia mendapat tugas di KRI. Ia mengawali tugas dengan menjadi Perwira Departemen Operasi Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Sigalu-857 pada 1990. Pada 1992 ia mulai dipercaya turut mengarungi lautan bersama kapal selam KRI Nanggala 402. Di KRI Nanggala 402 ia menjabat sebagai Asisten Perwira Divisi Ekasen.
Pada 1993, Ali ditugaskan sebagai Perwira Torpedo di kapal selam KRI Pasopati-410. Selama dua tahun ia akhirnya kembali diminta bertugas di kapal selam KRI Nanggala-402 sebagai Perwira Divisi Komunikasi (Padivkom). Selanjutnya pada 1996 ia menjabat Kepala Departemen Leksen KRI Nanggala-402.
Pada akhir 1996, ia meninggalkan tugas di Kapal Selam. Ali kemudian menjabat beberapa posisi di Komando Armada Timur dan Puslatlekdalsen Kodikal hingga 2003. Setelah itu, jalan hidup kembali membawa ia bertugas di KRI Nanggala pada 2004 hingga 2005. Namun kali ini ia ditunjuk sebagai komandan KRI Nanggala-402.
KRI Nanggala-402 merupakan kapal cepat yang menjadi kapal pemukul milik TNI AL. Kapal ini kemudian tenggalam bersama 53 orang awak pada April 2021 di kedalaman 838 meter di Laut Bali. Sebelum akhirnya dinyatakan tenggelam, pencarian puing kapal melibatkan lebih dari lima negara hingga akhirnya puing kapal ditemukan.
Dari 2006 hingga 2009, Ali kembali bertugas di luar kapal selam. Ia menjabat beberapa posisi hingga akhirnya pada 2015 ia ditunjuk menjadi Staf Khusus KSAL dan selanjutnya menjabat Waasrena KSAL pada 2017 hingga 2018.
Saat berpangkat Laksamana Muda, pada 2018-2019, ia ditunjuk menjadi Gubernur Akademi Angkatan Laut yang berpusat di Surabaya. Kemudian pada 2019-2020 ia menjabat sebagai Panglima Komando Armada I. Setahun menjadi Koarmada, ia kemudian ditunjuk menjadi Asrena KSAL.
Muhammad Ali akhirnya ditunjuk menjadi Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I pada Agustus 2021. Adapun wilayah tugas Pangkogabwilhan I meliputi wilayah operasi Pulau Sumatera, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Alur Laut Kelautan Indonesia (ALKI) beserta perairan di sekitarnya.
Kini, Muhammad Ali resmi menjabat sebagai KSAL dengan pangkat Laksmana TNI. Ia menggantikan posisi Yudo Margono yang telah resmi menjadi Panglima TNI.