Prakiraan cuaca ekstrem akhir 2022 dan awal 2023 telah mendorong Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ke dalam sorotan masyarakat dan legislator. Lembaga pemerintah nonkementerian (LNPK) ini merupakan induk dari riset-riset pemerintah.
Ini berawal dari tulisan peneliti BRIN Erma Yulihastin pada akun media sosial Twitter-nya pada Senin (26/12/2022). Dia mengatakan bahwa DKI Jakarta dan kota-kota satelitnya berpotensi menghadapi “banjir besar” di tengah ancaman “hujan ekstrem” dan “badai dahsyat” pada Rabu (28/12/2022).
Erma merupakan seorang ahli iklim di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer di Organisasi Riset Kebumian dan Maritim di BRIN. Dia memperoleh gelar doktor (PhD) di bidang atmosfer dan meteorologi di Institut Teknologi Bandung (ITB) di Jawa Barat.
(Baca: DPR Akan Panggil BRIN dan BMKG Imbas Beda Prediksi Soal Cuaca Ekstrem)
Kehadiran Erma di BRIN merupakan bagian dari konsolidasi riset pemerintah. BRIN adalah sebuah lembaga yang meleburkan empat institusi penelitian, yaitu Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Pada awalnya, Erma merupakan peneliti LAPAN.
Pemerintah mendirikan BRIN secara resmi pada 2019. Sebelum berdiri sendiri mulai April 2021, BRIN merupakan lembaga yang melekat ke Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek), sehingga dipimpin oleh menteri dari kementerian tersebut.
Pembentukan BRIN terjadi menyusul permohonan dari Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri. Pada Januari 2019, ketua umum Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDIP) ini meminta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mendirikan badan riset dan inovasi yang bisa mendukung pembangunan Indonesia.
Megawati kemudian memimpin Dewan Pengarah BRIN. Ini karena putri Presiden ke-1 Soekarno tersebut merupakan bagian dari Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
(Baca: Megawati Jawab Kritik atas Jabatan sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN)
Selain meleburkan empat lembaga tersebut, BRIN juga mengintegrasikan penelitian di kementerian-kementerian. Per Februari 2022, lembaga yang bermarkas di Jakarta Pusat itu telah mengintegrasikan tugas dan fungsi penelitian dari 919 unit riset di 74 kementerian dan lembaga.
Integrasi tersebut terjadi di bawah 12 organisasi riset dan 85 pusat penelitian di BRIN. Organisasi riset ini mencakup bidang penelitian yang beragam, mulai dari penerbangan dan antariksa hingga tata kelola pemerintahan, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.
Setiap organisasi riset memiliki sejumlah pusat penelitian. Di Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra, misalnya, ada tujuh pusat penelitian. Salah satunya adalah Pusat Riset Arkeologi Lingkungan, Maritim, dan Budaya Berkelanjutan.
Terlepas dari bidang penelitian yang beragam, BRIN bukan satu-satunya lembaga yang mengamati cuaca dan iklim. Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan bahwa lembaga yang dia pimpin merujuk Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk informasi tersebut. Dia menambahkan bahwa prakiraan cuaca dari Erma merupakan pendapat pribadi dan tidak mewakili BRIN.
“Selama ini kami bekerja sama erat dengan BMKG,” kata Laksana dalam siaran pers yang dirilis pada Kamis (29/12/2022). “Informasi cuaca, publik harus mengacu ke BMKG."