Amazon, raksasa teknologi asal Amerika Serikat kembali akan memangkas 9.000 karyawannya demi efisiensi perusahaan. Pemecatan karyawan ini berimbas pada layanan video streaming Twitch yang merupakan salah satu lini bisnis Amazon. Setidaknya 400 karyawan Twitch akan dipangkas.

Rencana pengurangan pegawai itu disampaikan CEO Amazon Andy Jassy yang menyebutkan rencana tersebut akan dilakukan dalam beberapa pekan ke depan. Sebelumnya Amazon telah melakukan pemecatan terhadap 18 ribu karyawan. Apabila dijumlahkan, Amazon telah melakukan pemecatan terhadap 27 ribu karyawan atau sekitar 9% dari 300 ribuan karyawan di seluruh dunia.

Gelombang pertama PHK datang pada November lalu dengan jumlah pemangkasan mencapai 10 ribu karyawan. Saat itu, pemecatan berfokus pada divisi ritel, sumber daya manusia dan voice assistant Alexa.

Mengutip dari Reuters, Amazon berencana menyelesaikan proses pemangkasan ini pada April mendatang. Badai PHK tidak hanya melanda Amazon, sejumlah raksasa teknologi lain juga tengah mengalami hal sama seperti Microsoft, Alphabeth Inc, Meta, dan Zoom.

amazon.com (amazon.com)
 
 


Berawal dari Garasi

Amazon.com, Inc berdiri berkat kegigihan Jeff Bezos. Ia mendirikan bisnis ini pada 5 Juli 1994. Saat itu, kantornya adalah garasi rumahnya sendiri yang berlokasi di Bellevue, Washington DC, Amerika Serikat (AS).

Amazon saat itu bukan yang dikenal sekarang sebagai raksasa e-commerce dunia. Bezos pertama kali justru mendirikan toko buku daring bernama Cadabra Inc. Ia bekerja sama dengan berbagai penerbit buku di Amerika Serikat untuk memuluskan bisnis yang baru saja ia rintis tersebut.

Bezos saat itu ingin menghadirkan toko buku secara lebih luas, hingga menjangkau masyarakat dari luar Amerika Serikat. Untuk mendirikan toko buku daring tersebut, ia merogoh kocek dari kantong pribadi sebesar US$10 ribu.

Lewat toko buku daring tersebut, Bezos berhasil menjual buku perdananya setahun kemudian yaitu buku sains yang berjudul Fluid Concepts and Creative Analogies: Computer Models of the Fundamental Mechanisms of Thought yang salah satu penulisnya adalah Douglas Hofstadter. Buku itu terjual pada April 1995.

Sebelumnya, Bezos merupakan eksekutif di salah satu firma keuangan yang berbasis di Wall Street, New York City, Amerika Serikat. Ia adalah lulusan dari Universitas Princeton yang merupakan salah satu universitas elite dunia, dengan menyandang gelar di bidang teknik elektro dan ilmu komputer.

 


Bermutasi Menjadi Perusahaan Teknologi

Bezos memilih nama Amazon saat meluncurkan Amazon.com pada 2015 karena nama tersebut mudah diingat, dimulai dari huruf pertama dalam baris alfabet, dan memiliki asosiasi dengan sungai terpanjang di dunia yang berada di Amerika Selatan. Meski memulainya dari toko buku daring, Bezos memiliki cita-cita membuat Amazon sebagai perusahaan teknologi yang kegiatan bisnisnya menyederhanakan transaksi daring untuk pelanggan.

Hingga 1996, Amazon berhasil meraih 180 ribu pelanggan dari seluruh dunia. Jumlah ini meningkat hingga 1 juta konsumen setahun kemudian. Pendapatannya pun melonjak dari US$15,7 juta menjadi US$148 juta. Pada 1998, pendapatannya meroket lagi hingga mencapai US$610 juta.

Saat itu, Amazon sudah berkembang menjadi Amazon.com dan mengembangkan bisnisnya menjadi peritel daring yang menyediakan berbagai produk kebutuhan sehari-hari. Nick Hanauer merupakan investor pertama, yang menginvestasikan USD40 ribu sebagai modal.

Perusahaan ini mendapatkan suntikan dana lebih luas lagi dengan melakukan penawaran saham ke publik pada 15 Mei 1997. Amazon berhasil mendapatkan US$54 juta di pasar NASDAQ.

Harga sahamya melonjak saat penjualan saham perdana tersebut, dari US18 menjadi US$24 hanya dalam waktu sehari. Penjualan saham ini menjadi modal untuk mendanai akuisi dan ekspansi perusahaan.

Pada 1999, bisnis perusahaan semakin berkembang dengan merambah penjualan barang-barang elektronik, video game, perangkat lunak, dan banyak lagi.

Amazon mengukuhkan diri sebagai perusahaan teknologi dengan merilis anak usaha baru, Amazon Web Services (AWS), yang menawarkan analisis data pola lalu lintas internet, popularitas situs web, dan statistik lainnya untuk pengembangan dan pemasaran. Dari modal 10.000 dollar AS, Bezos sukses mengembangkan Amazon menjadi perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasar US$1.670 triliun pada 2021.


Amazon setelah Bezos

Bezos mengundurkan diri dari kursi kepemimpinan Amazon setelah menjadi nakhoda perusahaan tersebut selama 26 tahun pada 2021. Ia ingin mengembangkan perusahaan-perusahaan lain yang ia kendalikan, antara lain Day 1 Fund, Bezos Earth Fund, Blue Origin, dan The Washington Post.

Jabatannya di Amazon digantikan oleh Andy Jassy. Jassy sebelumnya merupakan CEO AWS. Sayangnya, prestasi Jassy tidak segemilang Bezos. Pertumbuhan penjualan Amazon melambat di tangan kepemimpinannya.

Perlambatan itu ditandai dengan turunnya harga saham Amazon lebih dari 7% pada 2021. Meski mengumumkan peningkatan pendapatan sebesar 27% dengan mencetak pendapatan sebesar US$113,1 miliar pada kuartal II 2021, peningkatan ini meleset dari target sebesar US$115,2 miliar.

Perlambatan itu diduga akibat pandemi Covid-19 yang memukul berbagai lini bisnis perusahaan. Hingga akhirnya kabar pemecatan 27 ribu karyawan menyeruak ke publik.