Kasus rabies di Kabupaten Timor Tengah Selatan terus meningkat. Hingga Minggu, 11 Juni 2023, jumlah kasus gigitan anjing rabies kepada masyarakat sudah mencapai 257 orang, tersebar di 23 kecamatan dari total 32 kecamatan di kabupaten tersebut.
“Penyebaran juga sudah sampai ke 76 desa,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan TTS Dianar Atti.
Terakhir pada Minggu 11 Juni seorang anak berusia 5 tahun asal Desa Kuali, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur meninggal. Ia terkena gigitan anjing rabies dua bulan lalu, tepatnya pada 14 April 2023.
Pada 14 April pukul 11 WITA, korban sempat diantar ke Puskesmas Kualin dengan kondisi luka robek di wajah, telinga, tangan kiri dan punggung kiri. Singkat cerita setelah mendapat penanganan, korban mendapat rawat jalan, dan vaksin pencegahan rabies.
Namun kondisinya memburuk setelah 1,5 bulan perawatan di rumah. Korban lalu dirawat inap di RSUD So’e namun nyawanya tidak tertolong.
Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa terdapat lebih dari 31.113 kasus rabies dan 11 kasus kematian akibat penyakit di Indonesia sepanjang tahun 2020 hingga bulan April 2023. Dari jumlah tersebut, sebanyak 95% kasus rabies disebabkan gigitan anjing dan lebih dari 40% kasus rabies menimpa anak-anak.
Vaksin Rabies untuk Manusia
Penyakit rabies masuk pertama kali ke Indonesia tahun 1884. Awalnya penyakit ini ditemukan pada kuda oleh warga Belanda Schrool. Kemudian di tahun 1889, Esser W.J dan Penning menemukan penyakit rabies pada anjing.
Hewan yang lazim menjadi penular rabies yakni anjing, kucing, dan kera. Pada tahun 1894, orang Belanda EV De Haan menemukan virus rabies pertama kali menyerang manusia.
Virus rabies menular dari hewan ke manusia melalui jilatan hewan yang mengandung virus rabies pada luka, selaput mukosa utuh, selaput lendir mulut, selaput lendir anus, selaput lendir alat genitalia.
Sementara penularan sesama manusia terjadi melalui transplantasi kornea dan kontak air liur penderita ke mukosa mata.
“Saat ada orang tergigit, penanganannya harus tetap tenang. Cuci luka dengan air sabun atau detergen di bawah air mengalir selama 10-15 menit supaya virus ikut terbawa keluar,” kata Anggota Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia, Novie Homenta Rampengan.
Air yang digunakan tak boleh menggenang seperti air di baskom, karena berisiko membuat virus tetap berada di air.
Korban gigitan hewan rabies kemudian harus sekera ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapat penanganan. Biasanya orang yang diduga telah terpapar virus rabies akan diberikan vaksin rabies untuk manusia.
Vaksin rabies adalah vaksin yang digunakan untuk mencegah infeksi virus rabies. Vaksin ini dapat diberikan sebagai pencegahan pada orang yang berisiko tinggi tertular rabies dan penanganan bagi yang diduga terpapar rabies.
Vaksin rabies terbuat dari virus yang dilemahkan. Vaksin ini bekerja dengan cara merangsang tubuh membentuk antibodi yang dapat melawan virus rabies. Kira-kira dibutuhkan waktu 7–10 hari dari sejak vaksinasi sampai tubuh bisa menghasilkan perlindungan dalam bentuk antibodi.
Butuh perlindungan lebih cepat pada orang yang diduga telah terpapar virus rabies dan belum pernah mendapatkan vaksin. Pada kondisi ini, vaksin dapat diberikan bersama human rabies immune globulin atau imunoglobulin rabies, yaitu antibodi yang dapat langsung mengikat virus rabies.
Untuk orang yang belum pernah mendapat vaksin rabies, vaksin diberikan sebanyak 5 kali. Nammun jika sudah pernah mendapat dosis lengkap, maka vaksin hanya perlu dilakukan sebanyak 2 kali.
Sementara itu untuk mencegah rabies pada hewan, butuh vaksinasi rabies pada hewan sebelum berusia 16 minggu. Vaksin rabies dosis kedua dapat dilakukan setelah satu tahun menerima vaksin pertama. Kemudian, vaksin lanjutan diberikan rutin setiap tahun hingga setiap tiga tahun sekali.
Harga satu dosis vaksin rabies hewan bervariasi antara Rp 50-150 ribu. Namun, di sejumlah wilayah dengan kasus rabies tinggi seperti di Denpasar, Bali vaksin rabies hewan diberikan secara cuma-cuma.