Wisata Kota Cirebon Gedung BAT dan Jejak Industri Rokok di Pantura

Katadata/Fathnur Rohman
Gedung BAT merupakan bekas pabrik rokok yang ada di Kota Cirebon. Dibangun pada 1924, bangunan ini menjadi ikon wisata Kota Cirebon
Penulis: Fathnur Rohman
Editor: Intan
12/10/2022, 21.13 WIB

Beberapa peraturan telah diberlakukan untuk mengatasi ketimpangan produksi, seperti perbedaan tarif cukai dan peraturan penggunaan mesin baru. Dari kebijakan soal mesin tersebut, kemudian muncul istilah sigaret putih mesin (SPM) yang utamanya dihasilkan oleh BAT. 

Seiring berjalannya waktu, produk rokok yang diproduksi di Gedung BAT Kota Cirebon  di bawah tahun 1960 sudah banyak dipasarkan. Tercatat beberapa nama seperti Double Ace dan Gold Fish pernah didistribusikan ke sejumlah daerah di Indonesia.

Hikayat Gedung Tua BAT Kota Cirebon Eks Pabrik Rokok Bersejarah

Lewat bendera baru dengan nama British American Tobacco (Java) Limited, perseroan ini mengawali bisnis rokok putih yang cukup mengesankan. Menurut laman BPCB Banten, gedung BAT yang ada di Kota Cirebon mengalami renovasi dan mendapat sentuhan gaya art deco dari  arsitek F.D. Cuypers & Hulswit.

Di tahun yang sama, didirikan juga pabrik rokok putih pertama mereka di Cirebon. Pada masa itu, BAT dianggap sebagai produsen rokok putih terbesar di Hindia Barat.

Ketika gejolak Perang Dunia Kedua berkecamuk, pabrik BAT di Cirebon terkena imbasnya. Pada 1942 seluruh usaha, aset, dan kekayaan perusahaan jatuh ke tangan Jepang. Bahkan kegiatan produksi rokok harus berhenti beberapa waktu.

Setelah perang selesai, kondisi pabrik BAT Cirebon perlahan membaik. Usai Indonesia merdeka, mereka lalu mengibarkan nama baru yaitu British American Tobacco Manufacture (Indonesia) Limited.

Aktivitas produksi rokok di Gedung BAT Cirebon terus menunjukan hasil yang memuaskan. Sebelum 1960 misalnya, beberapa produk rokok keluaran BAT disebut-sebut laku keras di pasaran.

Memasuki tahun 1963 - 1964, pabrik rokok di Kota Cirebon ini lalu dikuasai dan diambil alih oleh Pemerintah Indonesia.

Namun demikian, saat dikeluarkannya Undang-undang Nomor: 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing, di bawah rezim Suharto kepemilikan pabrik ini dikembalikan lagi kepada BAT, selaku pemilik aslinya.

Pada 1972, pabrik rokok ini kembali menunjukan eksistensinya. Ditandai dengan masifnya produksi rokok yang kian berkembang, sementara pabrik BAT lainnya di Surabaya berhenti produksi.

Sementara itu, pada 1979 perusahaan menjual 30% sahamnya kepada masyarakat Indonesia. Sejak saat itu, nama perusahaan diubah menjadi PT BAT Indonesia. Kini, Gedung BAT yang menjadi ikon wisata Kota Cirebon ini, diyakini dibangun pada 1917. Akan tetapi, hampir semua orang menganggap bahwa untuk pendirian pabriknya dilakukan pada 1924.

Kejayaan Gedung BAT Kota Cirebon lambat laun mulai meredup. Dikarenakan sejumlah faktor salah satunya angka penjualan yang menurun, pabrik ini akhirnya berhenti membuat rokok pada 2010. Semua kegiatan produksi dipindahkan ke Jawa Timur.

Gedung yang dimiliki oleh PT Bentoel Internasional Investama Tbk tersebut, kini dalam kondisi kosong. Mesin-mesin produksinya dipindahkan, yang tersisa hanya ruangan tak terpakai.

Mengingat bagunan ini termasuk cagar budaya, kondisi Gedung BAT Kota Cirebon terawat dengan baik. Bangunan yang memiliki luas sekitar satu hektare ini, menjadi ikon wisata Kota Cirebon sekaligus monumen bagaimana industri rokok pernah ada dan berjaya di pesisir pantura Jawa.

Halaman: