Istana Batu Tulis, Lokasi Megawati Akan Umumkan Ganjar Capres PDIP

Antara
Presiden Joko Widodo saat bertemu Megawati Soekarnoputri di Istana Batutulis, Bogor, Sabtu (8/10). Foto: Antara.
Penulis: Sorta Tobing
21/4/2023, 12.46 WIB

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri dikabarkan akan mengumumkan kadernya, Ganjar Pranowo, sebagai calon presiden dari PDIP pada sore ini, Jumat (21/4). Lokasi pengumuman ini kemungkinan besar di Istana Batu Tulis, Bogor.

Istana tersebut kerap menjadi lokasi pertemuan politik Megawati. Ia bertemu Presiden Joko Widodo sebanyak lima kali dan satu kali dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Istana Batu Tulis. 

Dalam pertemuan dengan Prabowo pada Mei 2009, keduanya sepakat untuk maju calon presiden dan calon wakil presiden pada Pilpres 2009. Namun, keduanya kalah suara dengan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono. 

Lalu, pada Februari 2018, Megawati melakukan pertemuan dengan Jokowi, Hasilnya, Jokowi maju sebagai capres dalam Pilpres 2019. Tiga hari kemudian, PDIP melakukan deklarasi. Pertemuan ini berlanjut pada Juni dan Juli 2018 hingga akhirnya muncul keputusan KH Ma’ruf Amin maju sebagai cawapres pendamping Jokowi. 

Terakhir, Megawati melakukan pertemuan politik dengan Jokowi di istana itu pada 8 Oktober 2022. Keduanya membahas tentang langkah penting untuk menghadapi krisis ekonomi dan pangan dunia.

Sejarah Istana Batu Tulis 

Pemilihan Istana Batu Tulis tak lepas dari kedekatan historis Megawati. Ayahnya, Presiden Pertama RI Soekarno membangun kompleks bangunan seluas 3,8 hektare tersebut dan sempat meminta untuk dikuburkan di sana. Namun, pemerintahan Orde Baru Soeharto memilih Blitar, Jawa Timur, sebagai tempat pemakaman Soekarno. 

Istana itu memiliki sejarah panjang. Cikal bakal kompleks bangunannya bermula pada 1702. Ahli vulkanologi, Abraham Van Riebeeck, ketika itu menerima tugas dari pemerintah kolonial Hindia Belanda untuk memeriksa kondisi Buitenzorg alias Bogor setelah letusan Gunung Salak pada 1699. 

Van Riebeeck lalu membangun tempat peristirahatan pada 1704 untuk memantau aktivitas gunung. Bangunannya tidak jauh dari prasasti Batu Tulis, peninggalan Kerajaan Pakuan Pajajaran. Lokasinya berjarak sekitar dua kilometer dari Istana Bogor.

Pada 1960-an Presiden Soekarno membeli tanah di sekitar tempat peristirahatan itu. Perancang bangunannya sama dengan arsitek Istana Tampaksiring, Bali, yaitu RM Soedarsono. Gaya bangunan kedua istana pun menjadi serupa. 

Istana tempat peristirahatan Soekarno itu kemudian bernama Hing Puri Bima Sakti, terletak di Jalan Batu Tulis, Kelurahan Batu Tulis, Bogor Selatan, Jawa Barat. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 2 Tahun 1973, pengelolaan Istana Batu Tulis milik Soekarno diambil alih pemerintah Orde Baru. Pada pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, pengelolaan itu diserahkan kembali kepada ahli waris Soekarno.