Lonjakan Terbesar Korban Meninggal Corona, Bursa Saham Asia Turun

ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato
Grafik indeks saham di luar bursa saham di Tokyo, Jepang. Mayoritas bursa saham Asia pagi ini bergerak terkoreksi seiring lonjakan terbesar korban meninggal virus corona.
Penulis: Happy Fajrian
13/2/2020, 11.58 WIB

Sebelumnya bursa saham Asia berada dalam tren positif selama beberapa hari terakhir seiring dengan turunnya jumlah kasus baru positif terinfeksi virus corona. Berbagai pihak menilai hal tersebut sebagai tanda wabah virus corona telah mencapai puncaknya.

"Tepat ketika pasar menerima gagasan bahwa peningkatan infeksi COVID-19 menurun, lonjakan drastis dalam jumlah korban meninggal di Hubei telah menyadarkan pasar," kata kepala riset Asia di Grup ANZ Khoon Goh, seperti dikutip Bloomberg.

(Baca: Korban Meninggal Akibat Virus Corona Bertambah Lagi, Capai 1.310 Orang)

Dia menjelaskan bahwa virus corona dapat membuat pertumbuhan ekonomi Tiongkok melambat signifikan menjadi hanya tumbuh 3,2 – 4%, atau jauh di bawah proyeksi sebelumnya sebesar 5%.

Pemerintah Tiongkok pun telah menyerukan upaya untuk meminimalkan dampak dari wabah, dan berjanji untuk membantu perusahaan di sana mengantisipasi kejatuhan ekonomi.

Adapun Tiongkok adalah importir dan konsumen minyak terbesar di dunia. Merebaknya wabah virus corona telah mengantarkan harga minyak jatuh sejak awal tahun ini dari level US$ 63 – 68 per barel menjadi US$ 51 – 55 per barel.

(Baca: Harga Minyak Terus Naik Imbas Berkurangnya Kasus Baru Virus Corona)

Halaman: