PT Bank Artos Tbk (ARTO) resmi berganti kepemilikan, setelah bankir senior Jerry Ng dan pengusaha Sugito Walujo menyelesaikan proses akuisisi 51% saham pada hari ini (26/12). Jerry Ng masuk melalui PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI), sedangkan Sugito Walujo lewat Wealth Track Technology Limited (WTT).
Berdasarkan keterbukaan informasi hari ini, keduanya mengakusisi 615,18 juta saham seharga Rp 395 per lembar. Maka, total transaksi saham keduanya mencapai Rp 243 miliar.
Harga saham Bank Artos pun naik 0,91% ke level Rp 2.220 per lembar pada penutupan perdagangan hari ini. (Baca: Dikabarkan Jadi Bank Gojek, Harga Saham Bank Artos Melejit 1.438%)
Lebih rinci, MEI mengakuisisi 454,15 juta saham Bank Artos atau setara 37,65% dari total. Maka, nilai transaksinya Rp 179,39 miliar. Sedangkan, WTT mengakuisisi 161,03 saham atau sekitar 13,35%. Maka, total transaksinya Rp 63,6 miliar.
Dalam prospektus terkait rencana akuisisi yang dirilis Kamis (22/8) lalu, akusisi tersebut bertujuan mengembangkan Bank Artos menjadi bank yang berfokus melayani segmen menengah bawah (mass market). Bank itu akan menggunakan platform teknologi digital.
"Menjadikan Bank Artos sebagai bank yang lebih kuat dan mempunyai daya saing agar dapat menjadi bank dengan skala nasional," demikian tertulis dalam prospektus tersebut.
Usai akuisisi, Bank Artos berencana melakukan aksi korporasi berupa penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) alias rights issue. Dana hasil rights issue akan digunakan untuk mengembangkan produk, investasi di bidang teknologi informasi dan Sumber Daya Manusia (SDM).
Selain itu, perusahaan ingin memperbaiki struktur permodalan dan tingkat kesehatan bank. (Baca: Disuntik Jerry Ng dan Patrick Walujo Rp 1,5 T, Artos Jadi Bank Digital)
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Bank Artos Deddy Triyana mengatakan, perseroan berencana menerbitkan 15 miliar saham baru dalam right issue tersebut. "Nilai rights issue yang direncanakan sekitar Rp 1,5 triliun sampai Rp 1,6 triliun," kata Deddy di Gedung BEI, Jakarta, beberapa waktu lalu (14/10).
"Itu adalah suatu modal dasar yang diperlukan untuk pengembangan Bank Artos dari Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha (BUKU) 1 ke BUKU 2 dengan bisnis model yang baru," kata Deddy.
BUKU 1 memiliki modal dasar di bawah Rp 1 triliun. Sedangkan BUKU 2 memiliki modal dasar antara Rp 1 triliun hingga Rp 5 triliun. Per Juni 2019, modal inti Bank Artos baru mencapai Rp 120,6 miliar.
Bahkan, Bank Artos dikabarkan bakal bertransformasi menjadi bank yang menangani transaksi di platform Gojek. Ketika dihubungi oleh Katadata.co.id beberapa waktu yang lalu, Jerry Ng mengatakan terbuka peluang kolaborasi dengan berbagai ekosistem teknologi.
"Namun demikian, saat ini tidak ada rencana bagi Bank Artos nantinya untuk melakukan kerja sama eksklusif dengan platform teknologi atau ekosistem mana pun," kata Jerry pada Kamis (3/10) lalu.
Perihal Bank Artos, Jerry percaya ada banyak peluang untuk memberikan layanan jasa perbankan yang berbeda kepada masyarakat. Utamanya, ia ingin memberikan lebih banyak kenyamanan bagi konsumen.
(Baca: Fenomena Bank Digital di Indonesia, dari Bank Artos lalu Bank Royal)