Sejak awal tahun hingga penutupan perdagangan hari ini, Jumat (18/10), sudah ada 41 perusahaan yang menawarkan saham perdana melalui skema initial public offering (IPO). Lalu, saham baru perusahaan apa yang paling cuan hingga penutupan perdagangan hari ini?
PT Citra Putra Realty Tbk (CLAY) menempati posisi paling atas sebagai perusahaan paling cuan sejak pencatatan perdananya di pasar modal pada 18 Januari 2019. Saat itu, harga sahamnya Rp 180 per lembar. Pada perdagangan hari ini, saham CLAY ditutup di harga Rp 5.525 per saham, berarti sahamnya naik hingga 2.969%.
Jika investor memiliki 10 lot (1.000 lembar saham) saat IPO, maka investor menginvestasikan dana pada perusahaan yang bergerak di bidang properti dan perhotelan ini senilai Rp 180.000. Dalam tempo waktu 9 bulan, nilai investasinya menjadi Rp 5,52 juta, atau naik Rp 5,34 juta.
(Baca: IHSG Enam Hari Berturut Naik, Pasar Menanti Jokowi Effect)
Saham berikutnya yang paling cuan adalah PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS). Saham perusahaan tersebut baru mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 7 Oktober 2019 lalu, di mana saat itu harga sahamnya Rp 115 per saham. Pada penutupan perdagangan hari ini, saham SLIS berada di harga Rp 1.225 per saham atau naik 965,2%.
Saham perusahaan yang bergerak di bidang elektronik ini, sejak pencatatan perdananya, selalu ditutup di zona hijau, hingga akhirnya pihak Bursa memberikan suspensi untuk saham SLIS pada hari ini. Alasannya, karena kenaikan harga kumulatif yang signifikan, meski Bursa bakal membuka perdagangan saham ini kembali pada Senin (21/10) besok.
Berikutnya, saham IPO yang sejak pencatatan perdanannya hingga hari ini naik paling itnggi yaitu PT Krida Jaringan Nusantara Tbk (KJEN). Perusahaan yang bergerak di bidang transportasi ini pertama kali mencatatkan sahamnya di Bursa pada 1 Juli 2019, di mana saat itu harga saham KJEN senilai Rp 202 per saham. Pada perdagangan hari ini, saham KJEN ditutup di harga Rp 2.010 per saham atau sudah naik hingga 895% sejak IPO.
(Baca: Aturan IMEI Diteken, Harga Saham Distributor & Perakit Ponsel Meroket)
Meski begitu, tidak semua harga saham IPO berada di zona hijau. Ada pula saham yang sejak listing hingga hari ini, bergerak negatif. Perusahaan yang sahamnya turun paling besar yaitu PT Armada Berjaya Trans Tbk (JAYA) yang pertama listing pada 21 Februari 2019.
Saham perusahaan yang bergerak di bidang transportasi ini pertama kali tercatat di Bursa dengan harga Rp 288 per saham. Namun, pada penutupan perdagangan hari ini, saham JAYA berada di harga Rp 95 per saham. Dengan begitu, dalam tempo sekitar 8 bulan, saham JAYA sudah turun 67%.
Selanjutnya, saham baru yang terkoreksi paling besar yaitu saham PT Bhakti Agung Propertindo Tbk (BAPI). Saham perusahaan yang bergerak di bidang properti dan real estat ini pertama tercatat di Bursa pada 16 September 2019, di mana saat itu harga sahamnya Rp 150 per saham.
(Baca: Saham Krakatau Steel Naik 4,9% Sepekan Usai Silmy Tambah Porsi Saham)
Namun, pada perdagangan terakhirnya, yaitu 3 Oktober 2019, saham BAPI ditutup di harga Rp 50 per saham alias batas bawah harga saham di Bursa. Dengan begitu hanya dalam dua pekan, sahamnya turun hingga 66,67%.
Di posisi berikutnya, saham yang terkoreksi paling besar sejak IPO hingga hari ini, adalah PT Capri Nusa Satu Properti Tbk (CPRI). Saham perusahaan properti dan real estat ini pertama kali dicatatkan di bursa pada 11 April 2019 di harga Rp 125 per saham. Namun, pada penutupan perdagangan hari ini, sahamnya ditutup di level Rp 53 per saham atau sudah turun 57,6%.