(Baca: Pemeringkat Asing, Standard & Poor's Incar 15% Saham Pefindo)

Bila bunga acuan turun, Salyadi memprediksi, korporasi akan kembali tertarik menerbitkan surat utang dibandingkan mengambil kredit perbankan. Alasannya, suku bunga perbankan sifatnya mengambang atau floating. "Kalau sekarang turun, nanti akhir tahun bisa naik lagi kalau pinjam ke bank," katanya.

Sedangkan untuk suku bunga surat utang sifatnya tetap. Sehingga dengan suku bunga yang rendah, perusahaan penerbit akan membayar suku bunga yang rendah tersebut untuk minimal tiga tahun ke depan. Atas dasar tersebut, Salyadi meyakini perusahaan akan memilih surat utang.

Per Juni 2019, Pefindo telah menerima mandat untuk pemberian rating terkait rencana penerbitan obligasi korporasi Rp 37,12 triliun. Realisasi penerbitan kemungkinan dalam dua bulan.

Obligasi korporasi tersebut didominasi oleh perbankan yaitu Rp 10,4 triliun dari delapan perusahaan. Kemudian, perusahaan pembiayaan Rp 8,3 triliun dari tujuh perusahaan. Lalu, perusahaan yang bergerak di sektor kelistrikan Rp 3,33 triliun dari dua perusahaan.

"Ke depan, mudah-mudahan ada mandat-mandat baru yang masuk ke kami," ujarnya.

Halaman: