Saham emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor infrastuktur, baik perusahaan induk maupun anak usaha, pada perdagangan Senin (15/7) ditutup naik. Pemicu kenaikan di antaranya rencana pemerintah yang akan kembali fokus pada pembangunan infrastruktur dalam lima tahun ke depan.
Dari lima BUMN induk yang melantai di pasar modal dalam negeri, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mencatat kenaikan tertinggi sebesar 6,06% menjadi Rp 2.450 per saham dengan nilai transaksi Rp 95,38 miliar pada pedagangan hari ini. Selanjutnya ada saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) yang naik 5,39% menjadi berada di level Rp 2.150 per saham dengan nilai transaksi Rp 243,2 miliar.
Kemudian ada PT Adhi Karya Tbk (ADHI) yang harga sahamnya naik 5,11% menjadi berada di level Rp 1.645 per saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 46,06 miliar. Saham PT PP Tbk (PTPP) juga menguat 4,17% menjadi berada di level Rp 2.250 per saham dengan nilai transaksi Rp 96,01 miliar. Terakhir, emiten operator jalan tol PT Jasa Marga Tbk (JSMR) juga ikut naik 3,10% menjadi di harga Rp 5.825 per saham dengan nilai transkasi Rp 28,51 miliar.
(Baca: Harga Saham Perusahaan Erick Thohir, Hary Tanoe, Sandiaga Kompak Naik)
Sementara di level anak usaha BUMN yang melantai di pasar modal, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) menjadi perusahaan yang sahamnya naik paling tinggi yaitu 6,90% atau berada di kisaran Rp 620 per saham dengan nilai transaksi Rp 50,41 miliar diikuti saham PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) yang juga merangkak 2,34% menjadi Rp 350 per saham dengan nilai transaksi Rp 26,94 miliar.
Laju saham PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) juga meningkat 2,88% menjadi berada di level harga Rp 428 per saham dan nilai transkasinya Rp 44,93 miliar. PT PP Properti Tbk (PPRO) juga tidak mau kalah, sahamnya ikut naik 2,54% pada perdagangan hari ini menjadi berada di level Rp 121 per saham dengan nilai transaksi Rp 11,87 miliar.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan kenaikan harga sahamBUMN karya tersebut dipicu oleh komitmen kelanjutan pembangunan infrastruktur dari Presiden Terpilih 2019-2024 Joko Widodo lima tahun ke depan. Komitmen tersebut disampaikan Jokowi dalam pidato bertajuk Visi Indonesia, Minggu (14/7) malam.
"Rencana kelanjutan pembangunan infrastruktur memberikan image positif bagi emiten-emiten tersebut dengan meningkatnya permintaan dan kontrak kerja," kata William kepada katadata.co.id, Senin (15/7).
Namun demikian, menurutnya ada pula investor yang membeli saham-saham BUMN karya kali ini hanya sekadar memanfaatkan sentimen dan momentum, sehingga kemungkinan hanya bermain di jangka pendek sekitar tiga bulan.
Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus juga mengatakan hal senada. Menurutnya, lima tahun ke depan masa kepemimpinan Jokowi, infrastruktur tetap menjadi prioritas.
(Baca: Saham BCA, Telkom, Hingga Kalbe Farma Topang Kenaikan IHSG Hari Ini)
Sehingga dengan sektor infrastruktur yang masih akan menggeliat, akan turut berdampak pada saham emiten sektor tersebut, khususnya saham emiten karya.
Meski demikian, dia juga mengingatkan perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan infrastruktur tidak akan bisa menguntungkan dalam waktu singkat. Sehingga investor yang masuk ke saham-saham BUMN Karya umumnya merupakan invetor jangka panjang.
"Momen ini bisa digunakan pelaku pasar untuk investasi di saham-saham infrastruktur BUMN," katanya kepada katadata.co.id.
Sebagaimana diberitakan, Jokowi menyatakan masih akan berfokus pada kelanjutan pembangunan infrastruktur pada periode kepemimpinannya yang kedua. Hal tersebut dilakukan dalam mengantisipasi perkembangan situasi global yang semakin dinamis serta meningkatnya persaingan.
"Pembangunan infrastruktur akan terus kita lanjutkan. Infrastruktur yang besar-besar sudah dibangun, ke depan akan kita lanjutkan dengan lebih cepat dan menyambungkan infrastruktur seperti jalan tol, kereta api, pelabuhan, dan bandara dengan kawasan produksi rakyat," katanya dalam pidato Visi Indonesia di Sentul, Bogor, Minggu (14/7).
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu bermimpi dalam lima tahun ke depan, seluruh infrastruktur yang dibangun akan tersambung dengan kawasan-kawasan persawahan, perkebunan, hingga tambak perikanan rakyat.