Emiten produsen kemasan karton terintegrasi PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk (SMKL) berencana membangun pabrik baru tahun ini. Perkiraan kapasitas produksinya sebesar 150 ribu ton per tahun. Dengan ekspansi ini, perusahaan menargetkan kapasitasnya meningkat dua kali lipat menjadi sekitar 300 ribu ton per tahun.
Direktur Utama Satyamitra Kemas Lestari, Ang Kinardo mengatakan, perusahaan masih mencari lokasi yang cocok untuk mendirikan pabrik baru, salah satunya di Jawa Tengah. "Kami ingin sesegera mungkin dapat dibangun," kata dia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (11/7).
Saat ini, perusahaan tercatat telah mengoperasikan satu unit kantor dan pabrik di kawasan Industri Benua Permai Lestari, Tangerang, Banten seluas 14 hektare dengan bangunan 120.000 persegi. Adapun dari total kapasitas produksi 150 ribu ton per tahun, utilisasinya telah mencapai 80%.
(Baca: Sepekan Melantai di Bursa, Ada yang Cuan 600% dari 13 Emiten Baru)
Karena itu, perusahaan menilai perlu melakukan ekspansi produksi pabrik seiring dengan pertumbuhan bisnis pelanggan. "Customer kami terus tumbuh. Kekuatan belanja makin naik, sehingga harus tumbuh bersama," ujarnya.
SMKL merupakan perusahaan yang memproduksi beragam jenis karton gelombang (corrugated carton box) dan kemasan offset untuk berbagai industri di bidang makanan minuman, elektronik, telekomunikasi, atau sepatu yang memerlukan kotak kemasan.
Produk perseroan telah banyak digunakan beberapa pelanggannya seperti Unilever Group, Adidas, Indofood Group, Mayora Group, Samsung, Nestle Indonesia, J.Co Donut & Coffee, Oppo, termasuk Lenovo. Ke depan, Perseroan berencana untuk memproduksi kotak perhiasan, premium gift products, dan stationery boxes.
(Baca: Jelang Paruh Pertama 2019, 13 Perusahaan Raup Rp 1,92 Triliun dari IPO)
Selain untuk pasar dalam negeri, SMKL juga telah memasok produknya ke luar negeri, salah satunya ke pasar Amerika Serikat melalui produk kantong belanja department store Walmart. Perusahaan bahkan bakal mengirimkan 150 kontainer atau setara US$ 10juta kantong belanja Wallmart tahun ini.
IPO Setyamitra Kemas
Pagi ini, SMKL resmi melantai sebagai emiten ke-31 Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ini. Dalam proses IPO tersebut, perusahaan melepas 19,12% sahamnya ke publik atau setara dengan 650 juta saham dengan total perolehan dana Rp 124,78 miliar.
Dari perolehan dana tersebut, sekitar 30% akan digunakan untuk ekspansi pabrik., kemudian 40% lainnya bakal digunakan untuk memperkuat modal kerja perusahaan. "Tujuan utama (melepas saham perusahaan ke publik), memang untuk memperkuat modal kerja dan melakukan ekspansi," katanya.
(Baca: Indonesian Tobacco Bidik Laba Bersih Rp 12 M dari Ekspansi Produksi )
Adapun, sisa penggunaan dana IPO yang sebesar 30%, bakal digunakan oleh perusahaan untuk membayar utang. Satyamitra Kemas Lestari tercatat memiliki pinjaman bank berupa kredit dari Bank Central Asia (BCA) senilai Rp 80 miliar dengan tingkat suku bunga 10% per tahun. Utang ini akan jatuh tempo pada 24 Maret 2020.
Pada pencatatan perdagangan perdananya di pasar modal, saham perusahaan naik 69,9% menjadi Rp 328 per saham dari harga penawaran di level Rp 193 per saham. Kresna Sekuritas, selaku penjamin emisi perusahaan menyebutkan, selama masa penawaran umum, banyak investor ritel yang ingin membeli saham perusahaan, sehingga pada hari pertama sempat kelebihan permintaan sebanyak 1,5 kali.