Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Ketum PSSI Iwan Budianto mengatakan, masuknya klub sepak bola ke pasar modal menjadi impian organisasinya. Seperti Bali United yang baru saja mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada hari ini, Senin (17/6).
"Ketika sebuah klub melepas sahamnya, akan menjadi semakin terbuka, dituntut makin accountable, dan transparan. Ini yang kami ingin di sepak bola kita," kata Iwan ketika menghadiri acara IPO Bali United di Gedung BEI, Jakarta.
Jika seluruh peserta kompetisi Liga 1 memiliki transparansi yang sama, menurut Iwan, industri sepak bola dalam negeri akan semakin bagus terutama dari sisi finansial. Terlebih, klub-klub sepak bola bakal mendapatkan pengawasan langsung dari publik, minimal pemegang saham, terkait penggunaan dana setiap tahunnya.
Iwan mengaku, selama ini mereka kesulitan untuk mengetahui aliran dana sebuah klub sepak bola karena bukan perusahaan terbuka. PSSI tidak bisa melihat keseimbangan neraca keuangan klub atau financial fairplay. Padahal, di sepak bola Eropa, financial fairplay sangat diawasi.
IPO Bali United, menurut dia, bisa menjadi contoh untuk mendorong masuknya klub-klub sepak bola lainnya ke pasar modal. "Hari ini sudah ada contoh, nilainya naik luar biasa. Semoga itu merangsang buat yang lain (untuk melakukan IPO)," kata Iwan.
Saham PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) resmi diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pagi tadi melalui skema penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO). Perusahaan ini merupakan pengelola klub sepak bola Bali United.
(Baca: Dipoles Pieter Tanuri, Bali United Klub Bola Pertama Masuk Bursa Saham)
Bali United menjadi klub sepak bola pertama yang masuk ke pasar modal Indonesia. Sahamnya tercatat naik 69,14%, sampai terkena penghentian saham secara otomatis, menjadi Rp 296 per saham,dari harga penawaran Rp 175 per saham. Klub sepak bola milik konglomerat Pieter Tanuri itu meraup dana segar senilai Rp 350 miliar dari aksi korporasi ini.
Klub yang bermarkas di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali ini melepas dua miliar saham baru atau setara dengan 33,33% dari modal disetor usai IPO. Penawaran perdana saham Bali United dilaksanakan 10-12 Juni lalu sempat mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) lantaran besarnya minat para suporter untuk membeli saham klub tersebut.
Dari total dana yang diraup tersebut, Bali United berencana menggunakan sekitar 60,5% untuk merekrut pemain dan pelatih profesional, penyelenggaraan event serta operasional klub, megastore, dan akademi sepakbola. Lalu, sebesar 20,4% akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan kepada entitas anak.
Adapun 19,1% atau dari dana tersebut, akan digunakan untuk belanja modal dalam pengembangan fasilitas dan peralatan di stadion, penambahan fasilitas latihan dan akademi, ekspansi gerai Bali United Store dan Playland. Serta pengembangan teknologi informasi berupa aplikasi untuk para pendukung klub tersebut.
(Baca: Analis: Ditopang Suporter, Saham Bali United Banyak Peminat)