PT Mandiri Sekuritas pasang target untuk membawa 5 hingga 6 perusahaan masuk ke lantai bursa melalui skema initial public offering (IPO). Saat ini, mereka sudah mendapatkan mandat dari empat perusahaan yang berencana IPO.
Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir mengatakan, keempat perusahaan itu berasal dari berbagai sektor. Di antaranya, perusahaan di sektor layanan kesehatan, konstruksi, batu bara, dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pengelola pelabuhan.
"Kami juga sedang mengejar satu atau dua nama di sektor makanan dan minuman," kata Silvano di sela-sela acara buka puasa bersama awak media di Menara Mandiri, Selasa (28/5).
Meski sudah ada beberapa perusahaan yang berniat IPO melalui Mandiri Sekuritas, namun Silvano mengatakan belum melakukan due diligence terkait dengan valuasi saham perusahaan-perusahaan tersebut.
(Baca: Gara-gara Aksi Ambil Untung Investor, IHSG Ditutup Turun 1,08%)
Hanya, menurut taksirannya, di antara kliennya tersebut ada yang memiliki valuasi di atas Rp 1 triliun. "Kami harapkan, nilainya bisa liquid supaya menarik untuk investor-investor insititusi maupun ritel, khususnya dalam negeri. Tapi, tidak menutup kemungkinan, investor luar negeri yang ingin masuk ke IPO-IPO tersebut," katanya.
Silvano menargetkan, perusahaan-perusahaan tersebut bisa IPO pada paruh kedua tahun ini. Ada pun, sejak awal 2019, belum ada perusahaan yang IPO di bawah bendera Mandiri Sekuritas. Dia menjelaskan, hal tersebut karena basis ivestor di Mandiri Sekuritas lebih condong masuk ke perusahaan dengan size tertentu supaya mereka meiliki likuiditas di secondary market.
Dari sisi perusahaan yang berencana IPO, Silvano mengatakan, kebanyakan merupakan perusahaan milik keluarga. Sehingga mereka cukup sensitif terhadap volatilitas pasar. Selain itu, perusahaan tersebut biasanya memiliki sumber pendaan lain sehingga memiliki opsi untuk kapan memutuskan masuk ke pasar modal.
(Baca: BEI Kaji Harga Saham Startup di Papan Akselerasi Bisa Rp 1 per Lembar )
Pendanaan lain tersebut bisa melalui fasilitas pinjaman dari perbankan maupun dari arus kas perusahaan tersebut sudah sehat. Sehingga, tak ada kebutuhan mendesak untuk mendapatkan modal tambahan dari bursa. "Jadi, dalam hal ini, mungkin mereka lebih memilih untuk melihat kepastian setelah Pemilu," kata Silvano.
Nyatanya, dia menambahkan, setelah diselenggarakannya Pemilu serentak pada 17 April lalu, Mandiri Sekuritas mendapatkan update kepastian dari beberapa emiten untuk masuk ke pasar modal pada Semeseter II-2019.
Silvano mengatakan perusahaan keluarga tersebut biasanya sudah berdiri lintas generasi. Sehingga, mereka sangat hati-hati untuk IPO. "Jadi, kalau dari sisi itu, kami lihat mereka sebenanrya tidak khawatir terhadap keadaan politik juga," katanya.