Direktorat Jenderal Pajak terus mendorong perusahaan untuk melantai di bursa untuk membantu pertumbuhan ekonomi. Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Hestu Yoga Saksama mengatakan, bila banyak perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa (IPO), pasar keuangan Indonesia juga akan semakin berkualitas.
"Semakin banyak perusahaan go public, makin bagus untuk perekonomian nasional dan untuk kredibilitas pasar keuangan kita," kata dia dalam Workshop Go Public dan Fasilitas Perpajakan di kantornya, Jakarta, Senin (29/4).
Bursa Efek Indonesia (BEI) pun telah menargetkan perusahaan yang melantai di bursa pada tahun ini mencapai 75 perusahaan. Yoga berharap, target tersebut dapat tercapai seiring dengan pemberian insentif pajak bagi perusahaan yang go public.
(Baca: BEI Permudah Aturan, Tiga Startup Kemungkinan IPO Tahun Ini)
Ditjen Pajak telah memberikan insentif berupa penurunan tarif pajak penghasilan (PPh) sebesar 5% bagi wajib pajak perusahaan terbuka yang paling sedikit 40% dari jumlah sahamnya diperdagangkan di bursa. Dengan demikian, perusahaan terbuka dapat membayarkan PPh hanya 20%.
Angka itu lebih rendah dibandingkan perusahaan yang tak mencatatkan saham di bursa, sebesar 25%. Insentif tersebut telah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna mengatakan, Bursa merupakan salah satu pilar pasar modal yang diharapkan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi. "Kami fungsinya untuk menyediakaan pendanaan bagi perekonomian, termasuk growth perseroan," ujarnya.
(Baca: BEI: Traveloka Beri Sinyal Tertarik untuk IPO)
Ia mencatat, minat perusahaan yang ingin mendaftar di bursa terus meningkat. Bahkan pada 2018, jumlah perusahaan yang melantai di bursa menjadi yang tertinggi dalam sejarah, yaitu 57 perusahaan.
Capaian tahun lalu itu menjadi yang tertinggi di antara negara Asia lainnya. Hal ini tidak terlepas dari kebijakan insentif pajak bagi perusahaan yang membuka kepemilikannya untuk publik.
Hingga saat ini, sudah ada 27 perusahaan yang berminat untuk melantai di pasar modal. Bursa menargetkan akan lebih banyak lagi yang melakukan hal serupa, hingga mencapai target 75 perusahaan.
(Baca: 14 Perusahaan Antre Masuk Bursa Tahun Ini)
Target tersebut penting untuk mengejar ketertinggalan Indonesia di antara negara lainnya. Bila dibandingkan dengan India, perusahaan terbuka di negara Bollywood tersebut telah mencapai lima ribu perusahaan.
Bursa juga menyediakan layanan bantuan gratis bagi perusahaan yang ingin mendaftar. "Kami siap membantu para perusahaan untuk ikut serta membangun perekonomian dalam pasar modal," ujarnya.