IHSG Akhir Pekan Diperkirakan Turun karena Pemilu dan Sentimen Global

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Suasana Bursa Efek Indonesia
Penulis: Happy Fajrian
12/4/2019, 10.14 WIB

Indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi 15,10 poin atau 0,24 persen ke level 6.395,07 pada pembukaan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir pekan, Jumat (12/4).

Direktur Riset Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, menjelang pilpres IHSG masih terlihat bergerak terkonsolidasi wajar dengan peluang menguat yang cukup besar. Aliran modal asing diperkirakan masih akan berlangsung hingga beberapa waktu mendatang.

"Ini menunjukkan minat investor luar terhadap pasar modal Indonesia masih cukup besar. Selain itu rilis data penjualan roda dua akan turut memberikan warna terhadap pola gerak IHSG," papar William dalam risetnya yang diterima Katadata.co.id.

William memperkirakan, IHSG masih berpotensi untuk menguat didorong data penjualan roda dua. IHSG hari ini akan bergerak di kisaran 6.402 hingga 6.584.

(Baca: Jelang Pemilu 2019, Investor Khawatir Kondisi Politik Dalam Negeri)

Sementara itu Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah menilai situasi global yang masih menantang serta gelaran pemilu yang akan berlangsung pekan depan akan mendorong IHSG bergerak mendatar dengan kecenderungan melemah. "Kami menilai situasi global masih menantang, kendati masih adanya poin positif dari pembicaraan AS-Tiongkok," ujarnya.

Gejala perlambatan global masih menjadi perhatian berbagai bank sentral di dunia. Walau rilis notulensi rapat Federal Open Market Committee (FOMC) mengungkapkan The Fed akan mempertahankan suku bunganya, namun tidak sepenuhnya mengeliminir kemungkinan kenaikan jika ekonomi AS membaik.

Di sisi lain, perundingan dagang AS-Tiongkok berlangsung dengan baik. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan bahwa kedua pihak telah sepakat tentang mekanisme penegakkan kespakatan dagang. Masing-masing akan membentuk tim untuk memastikan kesepakatan tersebut dijalankan.

"Namun Mnuchin menolak menyebutkan apakan perlu menggunakan hukuman tarif jika Tiongkok tidak menjalankan kesepakatan. Investor diharapkan tetap berhati-hati hingga detail kesepakatan tersebut dirilis," papar Alfiansyah.

(Baca: Minim Sentimen Positif dari Dalam Negeri, IHSG Terkoreksi 1 Persen)

Bursa Saham Asia dan AS Memerah

Sementara itu bursa saham utama Asia pagi ini mayoritas dibuka di zona merah. Indeks Strait Times terkoreksi 0,10%, SHanghai turun 0,04%, Hang Seng Turun 0,19%. Nikkei naik 0,52%, Kospi naik 0,28%, KLCI naik 0,08% dan PSEi 0,07%.

Kinerja bursa Asia dipengaruhi bursa saham Amerika Serikat (AS) yang pada Kamis (11/4) bergerak mendatar karena kegelisahan investor terkait laporan keuangan perusahaan kuartal I 2019.

Indeks Dow Jones turun 0,05 persen, S&P 500 flat nol persen, sedangkan Nasdaq turun 0,21 persen. Saham-saham indeks S&P 500 diperkirakan akan turun 4,2 persen atau penurunan terbesar sejak 2016, dan investor pun harus memperkirakan apakah penurunan ini hanya sesaat atau akan berlanjut hingga akhir tahun.

Hingga berita ini ditulis, IHSG bergerak fluktuatif. Pada pukul 9.45 IHSG naik ke zona hijau ke posisi 6.410,61 dan terus naik menjadi 6.416,98 atau menguat 0,11 persen.

Transaksi saham sementara ini mencapai Rp 6,66 triliun dari 6,17 miliar saham yang diperjualbelikan investor. Sebanyak 156 saham turun, 130 saham naik, dan 132 saham stagnan. Namun dana asing tercatat mengalir keluar Rp 620,06 miliar.

(Baca: Survei KICI: Investor Asuransi Nilai Fundamental IHSG Terlalu Murah)