Indeks harga saham gabungan (IHSG) naik 36,05 poin atau 0,56% menjadi 6.480,79 pada penutupan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (28/3) sore.
Analis Indo Premier Sekuritas Mino mengatakan, positifnya kinerja IHSG ditopang oleh sektor keuangan seiring mulai munculnya wacana penurunan suku bunga acuan di Amerika Serikat (AS) pasca terjadinya fenomena inversi imbal hasil surat utang pemerintah AS.
"Konsensus pasar memprediksi suku bunga acuan The Fed, Fed Fund Rate akan turun 25 basis poin pada akhir tahun. Sentimen lainnya yaitu musim pembagian dividen dan naiknya harga komoditas bau bara dan CPO," ujar Mino di Jakarta, Kamis (28/3).
(Baca: Ancaman Resesi AS, BI Lihat Peluang Aliran Masuk Dana Asing)
Saham-saham Penggerak Bursa
Laju positif IHSG hari ini dipimpin oleh saham-saham di sektor keuangan yang secara keseluruhan melesat 1,22%. Selain keuangan, sektor infrastruktur juga meningkat cukup signifikan 1,03%, konsumer naik 0,45%, aneka industri naik 0,24%, serta pertanian naik 0,23%. Sektor industri dasar menjadi satu-satunya indeks sektoral yang terkoreksi yakni 0,76%.
Kenaikan indeks sektor keuangan didorong oleh kinerja saham bank-bank besar di antaranya PT Bank Mandiri Tbk. (BDMN) yang harganya melesat 3,14%, PT Bank Danamon Tbk. (BDMN) naik 2,5%, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) 0,73%, PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) 0,8%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) 1,49%, serta PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) 2,45%.
Total transaksi saham di BEI sepanjang hari ini tercatat mencapai Rp 7,86 triliun. Jumlah saham yang diperjualbelikan oleh investor mencapai 13,72 miliar saham yang ditransaksikan sebanyak 404.585 kali. Sebanyak 208 saham bergerak turun, 195 saham naik, dan 128 saham tetap.
Sementara itu dana asing mengalir masuk ke pasar saham senilai Rp 300,85 miliar. Pembelian bersih saham investor asing di pasar reguler Rp 278,99 miliar, dan di pasar negosiasi/tunai Rp 22,67 miliar.
Lima saham yang paling banyak dikoleksi oleh investor asing hari ini yaitu PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) senilai Rp 105,7 miliar, saham BMRI Rp 67,8 miliar, PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) Rp 56,1 miliar, PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) Rp 55,7 miliar, serta PT Jasa Marga Tbk. (JSMR) 41,3 miliar.
(Baca: Sesi I IHSG Menghijau Ditopang Sektor Konsumer dan Keuangan)
Sementara itu bursa saham Asia lainnya mayoritas berakhir dengan kinerja negatif. Indeks Nikkei terkoreksi 1,61%, Shanghai 0,92%, Kospi 0,82%, dan KLCI turun tpis 0,09%. Lainnya, Strait Times dan Hang Seng naik 0,16%, sedangkan PSEi naik 0,2%.
Sama halnya dengan IHSG, kinerja bursa saham Asia juga dipengaruhi oleh sentimen resesi AS yang ditandai dengan inversi imbal hasil surat utang pemerintah AS.
Imbal hasil surat utang pemerintah AS bertenor 10 tahun pada perdagangan hari ini berada pada level 2,3805%, sedangkan imbal hasil surat utang bertenor 3 bulan berada di level 2,4403%. Pada kondisi normal, imbal hasil surat utang jangka panjang lebih tinggi dibandingkan jangka pendek karena risikonya yang lebih tinggi.
(Baca: Tingkatkan Inklusi, OJK Terapkan Pembukaan Rekening Efek Elektronik)