Dibuka Naik 0,46%, IHSG Bisa Melaju Didukung Data Penjualan Ritel

Arief Kamaludin|Katadata
Penulis: Happy Fajrian
12/3/2019, 11.23 WIB

Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka naik 29,45 poin ke level 6.395,88, atau naik 046% pada perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (12/3). Kenaikan IHSG mengikuti kenaikan bursa saham Amerika Serikat (AS) dan juga Asia yang pagi ini kompak mengalami kenaikan.

Pada penutupan perdagangan saham di bursa saham AS Senin (11/3), indeks Dow Jones berakhir dengan kenaikan sebesar 0,79%, S&P 500 naik 1,47%, dan Nasdaq naik 2,02%.

Sementara itu bursa saham Asia pagi ini kompak bergerak naik dipimpin indeks Nikkei yang sementara ini membukukan kenaikan tertinggi sebesar 1,9%, diikuti Shanghai yang naik 1,61%, Hang Seng naik 1,39%, Strait Times 0,94%, Kospi 0,88%, PSEi 0,47%, dan KLCI 0,36%.

Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah mengatakan faktor pasar AS yang ditutup positif ini diperkirakan dapat membuka peluang bagi IHSG untuk bergerak ke teritori positif hari ini.

"Di tengah sentimen eksternal yang terbilang kurang menguntungkan bagi pasar, saham AS berhasil ditutup menguat pada Senin," ujar Alfiansyah dalam risetnya yang diakses Selasa (12/2).

(Baca: IHSG Terkoreksi 0,26%, Investor Asing Jual Saham Rp 558 Miliar)

Sentimen-sentimen yang berkembang di pasar sebenarnya kurang mendukung pasar saham global. Sentimen-sentimen tersebut berkaitan dengan potensi melambatnya pertumbuhan ekonomi global setelah data ekonomi AS dan Tiongkok, sebagai dua perekonomian terbesar di dunia menunjukkan pelemahan.

Dari AS data ketenagakerjaan non pertanian mencetak lapangan kerja yang lebih rendah dari perkiraan. Sedangkan dari Tiongkok, terjadi penurunan ekspor hingga 20,7% dan impor turun 5,2%, dan perekonomian diperkirakan hanya tumbuh di kisaran 6% hingga 6,5%.

International Monetery Fund (IMF) juga memangkas perkiraan pertumbuhan global untuk 2019 menjadi 3,5% dari sebelumnya yakni 3,7%. Sementara itu pada 2020, IMF juga memangkas perkiraanya dari 3,7% menjadi 3,6%.

Namun ada juga sentimen yang berpotensi menggerakkan bursa saham Asia dan IHSG ke arah yang positif, yakni perkembangan Brexit yang positif setelah Komisi Uni Eropa (UE) menyetujui perubahan kesepakatan Brexit dengan UE. Sehingga kemungkinan terjadinya 'no deal Brexit' semakin rendah, yang juga menurunkan ketidakpastian global.

(Baca: Laba Bersih Anjlok, Anak Usaha Garuda Indonesia Bagi Dividen 20%)

Sedangkan IHSG berpotensi bergerak naik didorong rilis data penjualan ritel oleh Bank Indonesia (BI) Februari 2019 yang diperkirakan naik 10,8% secara tahunan atau lebih baik dibandingkan kondisi Januari 2019 yang terjadi kenaikan penjualan ritel sebesar 7,2% secara tahunan.

Kendati didukung sentimen positif tersebut, IHSG sementara ini telah kembali ke zona merah dengan koreksi sebesar 0,07% ke posisi 6.361,79. Sebanyak 164 saham naik dan 164 lainnya turun, serta 140 saham nilainya tidak bergerak.