Pembukaan Awal Pekan IHSG Rebound Lebih dari 1%

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Presiden Joko Widodo (dua dari kanan) secara resmi melakukan penutupan perdagangan pasar modal seiring berakhirnya 2018 di PT. Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan (28/12). Penutupan tersebut dihadiri Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Ketua OJK Wimboh Santoso, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Wakil Ketua DK OJK Nurhaida dan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi.
Penulis: Happy Fajrian
18/2/2019, 11.21 WIB

Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengawali perdagangan saham pertama pekan ini, Senin (18/2) dengan kinerja yang positif. IHSG dibuka naik 0,63% ke level 6.429,61. Hingga berita ini ditulis, IHSG semakin memperlebar kenaikannya hingga 1,12% ke level 6.463,12.

Kinerja IHSG rebound setelah selama sepekan kemarin terkoreksi hingga 2,03%. Koreksi pada IHSG sepekan kemarin terutama didorong oleh kepanikan investor setelah mendengar kabar bahwa Credit Suisse, lembaga riset internasional, menurunkan rekomendasi pasar saham Indonesia yang memicu investor melepas asetnya di pasar saham.

Tidak hanya IHSG yang berhasil rebound pagi ini. Hampir seluruh bursa saham Asia berhasil naik hingga lebih dari 1%. Indeks Hang Seng naik 1,76%, Nikkei naik 1,78%, PSEi naik 1,24%. Sementara itu Strait Times naik 0,82%, Kospi naik 0,75%, dan KLCI naik 0,17%.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai laju IHSG pekan ini berpotensi untuk bergerak positif. Sentimen yang dapat menopang kenaikan IHSG berasal dari keraguan investor terhadap kekuatan ekonomi Amerika Serikat setelah pada Desember 2018 penjualan ritel AS turun 1,2% yang merupakan penurunan terburuk dalam sembilan tahun terakhir.

(Baca: Terkoreksi 2,03% Sepekan Lalu, IHSG Berpotensi Rebound Pekan Ini)

Keraguan investor ini dapat membuat investor asing yang selama sepekan terakhir ramai-ramai meninggalkan pasar saham Indonesia, kembali masuk. Sepekan kemarin investor asing melakukan penjualan bersih saham hingga mencapai Rp 2,74 triliun.

"Pelaku pasar pasar kesulitan mencari pilihan alternatif investasi lain jika IHSG terkoreksi. Potensinya bisa membuat mereka (investor) kembali ke Indonesia karena ekonomi Indonesia sangat stabil di kisaran 5%," katanya kepada Katadata.co.id, Jumat (15/2).

Aliran modal asing ini akan kembali menopang kinerja IHSG selama sepekan kedepan. Kendati demikian, analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menilai sentimen negatif dari defisit neraca perdagangan Indonesia yang melebar pada Januari 2019 masih berpotensi menekan kinerja IHSG. "Sentimen ini masih akan menjadi awan hitam IHSG pekan ini," ujarnya.

Kinerja bursa saham Asia hari ini mayoritas rebound karena didorong optimisme investor terkait lanjutan perundingan dagang Amerika Serikat (AS) - Tiongkok pekan ini, serta stimulus yang dikeluarkan oleh sejumlah bank sentral di dunia untuk menangkal potensi melambatnya pertumbuhan ekonomi global.

AS-Tiongkok melanjutkan perundingan dagang mereka di Washington D.C. pekan ini. Presiden AS Donald Trump menyatakan dia bersedia memundurkan tenggat waktu gencatan senjata yang akan berakhir 1 Maret mendatang.

(Baca: BNP Paribas Proyeksi Bursa Saham Indonesia Bullish, IHSG Capai 6.900)

Sementara itu sejumlah bank sentral di dunia diperkirakan akan mengeluarkan stimulus setelah tanda-tanda melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia semakin jelas terlihat berdasarkan data ekonomi terkini yang mengecewakan, di antaranya turunnya ekspor Singapura yang cukup signifikan, serta turunnya permintaan terhadap mesin buatan Jepang.

Reporter: Ihya Ulum Aldin