Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan kelima tahun ini masih mempertahankan tren positifnya. Pada penutupan perdagangan hari Jumat (1/2), IHSG naik 0,86% ke level 6.538,64 dari 6.482,84 pada penutupan pekan sebelumnya. Analis menilai pekan ini laju IHSG berpotensi menembus level tertingginya sepanjang masa.
Analis Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan bahwa dia melihat adanya potensi IHSG mampu melewati rekor tertinggi sepanjang masa yaitu di level 6.689,29 yang sempat dicapai pada 19 Februari tahun lalu. Sedangkan untuk hari ini, dia memperkirakan IHSG hari ini bakal melaju pada jarak di level 6.442 hingga 6.676.
Ada beberapa sentimen yang akan mendorong laju IHSG hari ini di antaranya rilis data perekonomian tentang kepercayaan konsumen dan kepercayaan bisnis serta pertumbuhan produk domestik bruto tahun 2018 yang diperkirakan akan terdapat hasil yang bagus. "Jelang rilis data perekonomian tentang kepercayaan konsumen dan kepercayaan bisnis, serta perkiraan PDB yang disinyalir akan terdapat hasil yang bagus," katanya kepada Katadata.co.id.
Pemerintah sendiri memperkirakan PDB tahun 2018 secara nominal mencapai Rp 14.735,9 triliun. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi tahun 2018 akan mencapai 5,15% atau lebih tinggi dibandingkan capaian pertumbuhan ekonomi 2017 yang sebesar 5,07%.
(Baca: Tunggu Bursa Saham Membaik, Dua Anak Usaha Adhi Karya IPO Semester II)
Menurut William, data perekonomian inflasi bulan Januari 2019 yang terkendali juga mampu membuat IHSG minggu ini dapat melaju positif. Pada Jumat lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulanan sebesar 0,32% pada Januari 2019, atau 2,82% secara tahunan. Tingkat inflasi ini merupakan yang terendah untuk periode sama dalam tiga tahun terakhir.
Analis Samuel Sekuritas Muhamad Al Fatih menambahkan, data inflasi yang cukup terkontrol ini merupakan salah satu faktor yang membuat IHSG pada minggu lalu melaju positif. Di samping minimnya efek sentimen dari sikap bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve yang tidak agresif.
Meski begitu, dia memperkirakan, laju IHSG pada perdagangan hari ini, Senin (4/2), akan mengalami koreksi jangka pendek di area support pada level 6.420, sedangkan resistance pada level 6.550. Salah satu alasannya karena hari ini perdagangan diprediksi sepi transaksi berhubung besok, Selasa (5/2), merupakan tanggal merah.
Selain itu, menurut Al Fatih koreksi pada laju IHSG hari ini akan mengantisipasi rilis data pertumbuhan PDB yang menurutnya akan sedikit melambat. "Sudah masuk bayangan data GDP yang cenderung melambat," katanya.
Sementara itu bursa saham AS ditutup bervariasi pada perdagangan Jumat (1/2), kemarin juga berpotensi mempengaruhi laju IHSG dan bursa saham Asia lainnya hari ini. Indeks Dow Jones naik 0,26%, S&P 500 naik tipis 0,09%, sedangkan Nasdaq terkoreksi 0,25%.
Pergerakan ketiga indeks ini didorong optimisme perekonomian karena rilis data ketenagakerjaan AS terbaru menunjukkan terdapat penambahan lapangan kerja baru sebanyak 304.000 pekerjaan pada bulan Januari.Realisasi tersebut jauh lebih tinggi dari perkiraan analis dan juga merupakan penambahan lapangan kerja baru tertinggi sejak Februari 2018. Kendati demikian, pergerakan bursa AS akan banyak dipengaruhi oleh rilis data keuangan perusahaan AS untuk tahun 2018.
(Baca: Enam Indeks Sektoral Terkoreksi Cukup Dalam, IHSG Hanya Naik 0,09%)