Enam Indeks Sektoral Terkoreksi Cukup Dalam, IHSG Hanya Naik 0,09%
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Jumat (1/2), naik tipis 0,09% ke level 6.538,64. Padahal, pada awal perdagangan pagi ini, IHSG sempat melesat naik 0,59% ke level 6.581,73.
Kinerja IHSG pada sesi II perdagangan mengecewakan. Bahkan IHSG sempat terperosok ke zona merah, terkoreksi 0,25% ke level 6.516,44 walau berhasil kembali ke zona hijau di pengujung perdagangan.
Penguatan tipis IHSG hari ini ditopang oleh empat indeks sektoral yang bergerak di zona hijau, dipimpin oleh sekor keuangan yang naik 0,72%. Tiga sektor lainnya yang berhasil naik yaitu aneka industri naik tipis 0,06%, industri dasar naik 0,27%, dan perdagangan naik 0,95%.
Sementara itu enam indeks sektoral lainnya bergerak di teritori merah yang dipimpin sektor infrastruktur yang terkoreksi 1,03%, tambang turun 0,66%, barang konsumsi turun 0,48%, pertanian turun 0,47%, dan manufaktur turun 0,19%. Sementara itu properti terkoreksi tipis 0,07%.
Transaksi saham di BEI hari ini tercatat mencapai Rp 9,52 triliun dari 12,73 miliar saham yang ditransaksikan sebanyak 423.180 kali oleh investor. Sebanyak 196 saham mengalami kenaikan, 189 saham turun, dan 147 saham bergerak mendatar.
(Baca: Sesi I IHSG Naik 0,28% Ditopang Dana Asing dan Inflasi yang Terkendali)
Investor asing juga turut menopang pergerakan IHSG hari ini. Pembelian bersih saham oleh investor asing tercatat mencapai Rp 826,75 miliar di pasar reguler. Saham-saham yang dikoleksi investor asing di antaranya PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan pembelian bersih mencapai Rp 297,2 miliar, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) RP 220,4 miliar.
Beberapa saham lainnya yang paling banyak dibeli investor asing nilainya jauh di bawah kedua saham tersebut yaitu PT Bank Central Asia Tbk Rp 99,7 miliar, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Rp 60,1 miliar, dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) Rp 51,2 miliar.
Menurut data BEI, saham BRI dan Bank Mandiri termasuk dalam dua saham yang paling besar kontribusinya dalam menopang kinerja IHSG. Saham BBRI naik 1,8% sedangkan saham BMRI naik 2%.
Sementara itu beberapa saham yang paling kuat menarik turun kinerja IHSG di antaranya PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) yang harganya turun hingga 15,9%, kemudian PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) yang turun 1,3%, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) turun 0,8%, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) turun 2,1%, serta PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) yang terkoreksi 7,5%.
(Baca: Resmi Merger dengan Sumitomo, BTPN Berambisi Masuk Kelompok Bank Besar)
"Hari ini IHSG pergerakannya dipengaruhi oleh beberapa sentimen positif baik dari eksternal maupun internal. Dari eksternal terutama pernyataan dari bank sentral amerika yang akan menunda kenaikan suku bunga acuan di tahun ini dan naiknya komoditas tambang mineral, yaitu nikel dan timah," kata Analis Indo Premier Sekuritas Mino.
Sementara itu, lanjut Mino, sentimen positif dari internal penguatan nilai tukar rupiah, laporan keuangan emiten dan data inflasi yang lebih rendah dari ekspektasi. "Sedangkan katalis negatif hari ini adalah aksi ambil untung oleh investor sehingga sempat membawa indeks ke zona merah," ujar Mino.
IHSG berhasil mencapai kinerja positif ditengah bursa saham Asia yang bergerak bervariasi. Ada empat indeks yang terkoreksi hari ini walau koreksinya tipis yaitu indeks Strait Times terkoreksi 0,05%, Hang Seng turun 0,04%, KOSPI turun 0,06%, serta KLCI turun 0,03%.
Sedangkan indeks yang berhasil naik selain IHSG yaitu PSEi yang naik paling kencang 1,71%, diikuti Shanghai yang naik 1,30%, kemudian Nifty naik 0,59%, serta Nikkei yang naik 0,07%.
(Baca: BEI Luncurkan Indeks IDX80, Saham Free Float jadi Faktor Penilai)