Indeks harga saham gabungan (IHSG) menutup perdagangan saham sesi I di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kenaikan 0,49% ke level 6.444,86. Kinerja positif IHSG salah satunya didorong sejumlah indeks sektoral yang naik dengan meyakinkan pada siang ini, Kamis (17/1).
Sektor yang paling kencang mendorong kinerja IHSG siang ini yaitu sektor tambang yang mengalami kenaikan 1,1%. Kenaikan saham-saham di sektor ini karena naiknya harga batu bara yang pada penutupan perdagangan kemarin nyaris menyentuh lvel US$ 100 per metrik ton.
Beberapa saham tambang dan energi pun masuk dalam jajaran saham top gainers hingga siang ini, di antaranya saham Indika Energy Tbk (INDY), yang fokus ke bisnis batu bara melalui entitas anaknya Kideco Jaya Agung, melesat 9,04% ke level Rp 2.110 per saham, Harum Energy Tbk (HRUM) naik 5,17% ke Rp 1.830, Bumi Resources Tbk (BUMI) naik 6,29% ke Rp 169, Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 1,83% menjadi Rp 4.460, serta Adaro Energy Tbk naik 1,71% ke Rp 1.485.
(Baca: Gubernur BI Sebut Suku Bunga Acuan 6% Hampir Mencapai Puncaknya)
Selain tambang, sektor pertanian juga melesat naik 0,83%, manufaktur naik 0,62%, aneka industri naik 0,34%, barang konsumsi naik 0,25%, serta industri dasar melesat 1,59%, turut menopang kinerja IHSG.
Perdagangan saham pada sesi I siang ini mencapai Rp 4,83 trilun, saham yang diperdagangkan berjumlah 10,22 miliar saham yang ditransaksikan sebanyak 329.347 kali. Sebanyak 221 saham naik, 173 saham turun, serta 120 saham stagnan.
Investor asing membukukan pembelian bersih saham hingga Rp 567,23 miliar. Saham-saham bank BUKU 4 menjadi buruan investor asing diantaranya Bank Central Asia Tbk (BBCA) dibeli bersih asing Rp 137 miliar, Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 108,9 miliar, Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 63 miliar, dan Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 45,9 miliar.
Beberapa saham buruan asing lainnya yaitu saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) Rp 52,2 miiar, Astra International Tbk (ASII) Rp 58,3 miliar, serta Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) Rp 45,1 miliar, United Tractors Indonesia Tbk (UNTR) Rp 43,5 miliar, serta Bukit Asam Tbk (PTBA) senilai Rp 24,6 miliar.
Investor masih menantikan hasil rapat dewan gubernur Bank Indonesia (BI) yang akan mengumumkan tingkat bunga acuan BI. Investor berharap BI tidak menaikkan bunga acuannya sejalan dengan sinyal dari bank sentral Amerika Serikat (AS) yang akan lebih menahan diri terhadap kebijakan suku bunganya dengan lebih mempertimbangkan kondisi perekonomian global dan dampaknya ke AS.
(Baca: Tunggu The Fed, Ekonom Perkirakan BI Tahan Bunga Acuan 6%)