IHSG Berpotensi Terkoreksi Hari Ini Walau Dibuka Naik 0,19%

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Presiden Joko Widodo (dua dari kanan) secara resmi melakukan penutupan perdagangan pasar modal seiring berakhirnya 2018 di PT. Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan (28/12). Penutupan tersebut dihadiri Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Ketua OJK Wimboh Santoso, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Wakil Ketua DK OJK Nurhaida dan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi.
Penulis: Happy Fajrian
15/1/2019, 10.01 WIB

Kepala Analis Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya dalam risetnya mengatakan IHSG diperkirakan akan berpotensi turun hari ini karena impor Tiongkok yang lebih lemah dari perkiraan dapat membatasi ekspor Indonesia karena Tiongkok adalah salah satu tujuan ekspor utama Indonesia.

Sementara itu perkembangan negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok menebar aura yang positif. Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih, Washington DC, bahwa dia yakin kesepakatan dapat dicapai dengan Tiongkok.

"Kami bekerja sangat baik dengan Tiongkok. Mereka ingin bernegosiasi. Saya pikir kita akan bisa melakukan kesepakatan dengan mereka," kata Trump dikutip dari Reuters.

(Baca: Rupiah dan Won Tertekan Setelah Tiongkok Rilis Data Ekspor yang Anjlok)

Namun investor masih dibuat waspada dengan masih berlanjutnya penutupan sebagian layanan publik di AS yang telah memasuki hari ke-24. Lembaga rating internasional, Fitch Ratings, menyatakan bahwa jika penutupan ini terus berlanjut, maka peringkat surat utang AS bisa turun.

Begitu juga dengan proses pengambilan suara di parlemen Inggris yang akan memutuskan keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit). Parlemen Inggris bisa saja memblokir keputusan Brexit. Namun Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan jika itu terjadi maka parlemen melakukan pengkhianatan demokrasi yang tidak dapat dimaafkan. Pasalnya referendum pada 2016 lalu, 52% rakyat Inggris mendukung keputusan Brexit.

Halaman: