Lima Saham Pencetak Cuan Terbesar dan Pecundang Pekan Lalu

Arief Kamaludin | Katadata
Penulis: Happy Fajrian
24/12/2018, 08.00 WIB

Ada banyak sentimen yang berkembang dan memengaruhi pergerakan pasar modal Indonesia sepanjang pekan lalu. Sentimen tersebut terutama bersumber dari lingkungan global karena memuncaknya kekhawatiran investor global akan melambatnya pertumbuhan ekonomi global.

Kekhawatiran tersebut dipicu oleh rencana bank sentral Amerika Serikat, The US Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga acuannya, Fed Fund Rate (FFR). Pasalnya, kenaikkan FFR akan semakin membebani perekonomian AS. Padahal The Fed sendiri telah merevisi kebawah proyeksi pertumbuhan ekonomi AS sebesar 0,1% untuk 2019.

(Baca: Risiko The Fed Turun, Gubernur BI Sebut Positif untuk Kurs Rupiah)

Sebagai salah satu negara dengan produk domestik bruto (PDB) terbesar di dunia bersama Tiongkok, melambatnya pertumbuhan ekonomi AS akan membuat pertumbuhan ekonomi global ikut melambat. Perekonomian AS juga telah terindikasi memasuki resesi dari inverted yield curve obligasi jangka panjang pemerintah AS.

Pada akhirnya, The Fed resmi menaikkan FFR sebesar 25 basis poin pada Rabu (19/12) atau Kamis pagi (20/12) waktu Indonesia. Kenaikan tersebut langsung membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) dan sejumlah bursa Asia lainnya langsung terkoreksi.

Kendati demikian, pasar modal Indonesia berhasil meredam sentimen negatif dari lingkungan global sehingga IHSG hanya terkoreksi 0,1% selama lima hari perdagangan pada pekan kemarin. Kinerja rupiah yang begitu gemilang terhadap mata uang utama dunia dan Asia menjadi tangan penolong yang mampu mendongkrak kinerja IHSG sekaligus menahan IHSG dari keterpurukan lebih dalam.

(Baca: Sektor Konsumer Dorong IHSG Kembali ke Zona Hijau, Naik 0,26%)

Sepanjang pekan kemarin ada lima saham yang berhasil melesat naik terlepas dari kondisi pasar yang kurang kondusif. Dua di antaranya bahkan mampu naik hingga lebih dari 100%.

Lima saham yang naik paling tinggi:
1. PT Global Teleshop Tbk. (GLOB) naik 203,10%, dari Rp 226 menjadi Rp 685
2. PT Tira Austenite Tbk. (TIRA) naik 140% dari Rp 125 menjadi Rp 300
3. PT Perdana Bangun Pusaka Tbk. (KONI) naik 79,41% dari Rp 340 menjadi Rp 610
4. PT Arthavest Tbk. (ARTA) naik 78,28% dari Rp 488 menjadi Rp 870
5. PT Sat Nusapersada Tbk. (PTSN) naik 68,91% dari Rp 965 menjadi Rp 1.630

Global Teleshop merupakan perusahaan distributor dan penjual telepon seluler dan pulsa elektronik. Sementara Tira Austenite bergerak pada bidang perdagangan dan produk barang konsumsi dari hasil perkebunan dan pertambangan.

Sehingga, bisa jadi kenaikan harga saham keduanya terdongkrak oleh dekatnya momen Natal dan tahun baru yang membuat konsumsi masyarakat melonjak. Penjualan telepon seluler di Indonesia pun tak pernah sepi. Termasuk konsumsi pulsa yang telah menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat.

Sementara itu Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat mensuspensi perdagangan saham Perdana Bangun Pusaka dan Arthavest karena kenaikan harga yang terlalu signifikan. Sedangkan saham Sat Nusapersada semakin kinclong setelah berhasil mendapat kontrak kerjasama dengan Pegatron Corporation untuk merakit iPhone yang nantinya akan diekspor ke pasar AS.

(Baca: Berkah Perang Dagang, Sat Nusapersada Akan Bangun Pabrik Baru)

Ada yang menang, ada juga yang kalah. Lima saham yang mengalami koreksi paling dalam sepekan kemarin yaitu:
1. PT Satria Mega Kencana Tbk. (SOTS) koreksi 27,03% dari Rp 444 menjadi Rp 324
2. PT Cottonindo Ariesta Tbk. (KPAS) koreksi 25,53% dari Rp 705 menjadi Rp 525
3. PT Mega Perintis Tbk. (ZONE) koreksi 25,36% dari Rp 690 menjadi Rp 515
4. PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) koreksi 24,24% dari Rp 66 menjadi Rp 50
5. PT Onix Capital Tbk. (OCA) koreksi 23,89% dari Rp 226 menjadi Rp 172

Dua pendatang baru di pasar modal Indonesia masuk dalam jajaran top losers pekan kemarin, yaitu Satria Mega Kencana dan Mega Perintis. Padahal pada pekan sebelumnya, saham kedua perusahaan tersebut sempat menjadi saham dengan kinerja terbaik. Sama halnya dengan saham Cottonindo Ariesta yang merupakan saham terbaik pekan sebelumnya.