Dekonsolidasi Meikarta, Aset Lippo Cikarang Turun Rp 3 Triliun

Arief Kamaludin | KATADATA
Alat tiang pancang pada salah satu distrik proyek hunian Meikarta di Cikarang, Jabar, Jumat, (19/10/2018)
Penulis: Hari Widowati
1/11/2018, 12.08 WIB

"Sebagai akibat dari peningkatan modal dan pelepasan seluruh saham di PEAK, perusahaan kehilangan pengendalian atas MSU," tulis manajemen Lippo Cikarang dalam penjelasan laporan keuangan per 30 Juni 2018. Sisa investasi perusahaan pada MSU sebesar 49,72% diakui sebagai investasi pada entitas asosiasi yang diukur dengan nilai wajarnya. Selisih investasi sebelum dan sesudah diukur sesuai nilai wajarnya sebesar Rp 2,35 triliun dicatatkan pada laba rugi.

(Baca: Lippo Sudah Alihkan 49,9% Saham Meikarta ke Perusahaan Luar Negeri)

Lippo Cikarang telah menyerahkan dua menara perumahan Meikarta Central Business District (CBD), yakni menara Irvine dan Westwood yang berisi 863 unit apartemen dengan nilai Rp 709 miliar. Lippo Cikarang berada di tengah-tengah koridor timur, di kelilingi beberapa kota industri, seperti Deltamas, Jababeka, MM2100, dan lain-lain.
Lippo Cikarang menyebutkan proyek-proyek nasional pemerintah di koridor timur akan mendongkrak proyek perseroan. Antara lain, proyek Light Rapid Transit (LRT) Cawang-Bekasi Timur yang proses pembangunannya sudah mencapai 47% dan diestimasi selesai pertengahan 2019, kereta cepat Jakarta-Bandung, dan tol Jakarta-Cikampek Elevated II.

Lippo Cikarang memiliki luas lahan 3.250 hektare dan telah membangun lebih dari 17.192 rumah dengan populasi 51.250 penduduk. Di kawasan industri Lippo Cikarang, terdapat sekitar 500.500 orang pekerja yang tersebar di 1.200 pabrik manufaktur. Lippo Cikarang adalah anak usaha dari PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR).

Sejak awal tahun ini, harga saham emiten berkode LPCK ini sudah longsor 50,92% menjadi Rp 1.545 pada penutupan 31 Oktober lalu. Kapitalisasi pasar Lippo Cikarang mencapai Rp 1,09 triliun.

(Baca: Jual Saham Pengembang Meikarta, Lippo Cikarang Raup Rp 2,35 Triliun)

Halaman: