Jual bersih yang dilakukan investor asing di pasar saham sampai penutupan perdagangan pekan ini tercatat Rp 1,03 triliun. Fluktuasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjadi pertimbangan utama aksi net sell ini.
Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan mengatakan, selama sepekan terakhir rupiah sempat menyentuh Rp 14.850 per dolar AS. Level ini membuat investor asing memilih untuk keluar sementara waktu.
"Kami melihat faktor rupiah yang banyak mempengaruhi pada pekan ini," katanya kepada Katadata.co.id, Jumat (14/9). (Baca juga: Saham Sektor Keuangan Terus Tertekan, IHSG Turun 0,35%)
Berdasarkan RTI diketahui, rupiah menguat ke level Rp 14.791 per dolar AS pada Jumat (14/9). Kondisi ini memicu investor melakukan aksi beli bersih. Pada hari ini, posisi net buy di kisaran Rp 270,74 miliar. "Lebih kepada foreign investor yang short term," katanya.
Menurut Alfred, penguatan rupiah hari ini terpengaruh sentimen terhadap perdang dagang AS - Tiongkok. Rencana pertemuan Paman Sam dengan Tiongkok dinilai sebagai indikasi meredanya trade war.
(Baca juga: OJK: Investor Saham Tak Khawatir Pelemahan Rupiah)
Sementara itu, Analis Danareksa Lucky Bayu menuturkan bahwa aksi jual bersih dalam seminggu terakhir lebih disebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih di bawah 6.000. Kondisi ini membuat apresiasi dari pelaku pasar relatif minim.
Menurut dia, masih adanya peluang koreksi terhadap IHSG juga membuat investor asing waspada. "Maka wajar apabila asing melakukan net sell, lebih jauh, asing membatasi transaksi," kata Lucky.
IHSG berada di zona hijau pada penutupan perdagangan bursa saham selama dua hari terakhir. Pada Kamis (13/9), indeks menguat 60,12 poin atau 1,04%. Pada hari ini, Jumat (14/9), menguat 1,25% setara 73 poin. Dengan demikian, IHSG pada akhir pekan ini di level 5.931.